(Les Brown, "Promises of Youth" dalam I Believe in You, Compedium, Inc.)
Orang tua itu tengah meregang nyawa. Ia tergeletak di tempat tidurnya, menanti detik-detik terakhir malaikat maut menjemput. Ketika ia terjaga, ia melihat begitu banyak sosok bayangan orang berdiri mengelilingi pembaringannya. Meski tampak pasrah, wajah mereka menyemburatkan kesedihan. Orang tua itu merasa heran. Ia merasa tidak mengenal wajah-wajah tamah yang tak berdaya tersebut, namun ia tetap tersenyum lemah seraya berbisik, "Kalian pasti teman-teman dari masa mudaku dulu yang datang untuk menyampaikan kata perpisahan. Oh, betapa bahagianya aku melihat kalian semua."
Sesosok bayangan mendekati dan merengkuh tangan orang tua itu. Ia menjawab, "Tentu saja, kami adalah sahabat-sahabat karib yang telah menemanimu sejak lama. Kami adalah harapan dan impian yang tak kau wujudkan dalam hidupmu, kami adalah peluang-peluang emas yang tak pernah kau wujudkan menjadi kenyataan. Meski kau merasakannya jauh di dalam hati sanubari dan benakmu, engkau tak pernah berusaha untuk mengupayakannya. Kami adalah bakat-bakat unik yang dianugerahkan Tuhan padamu, namun tidak pernah kau asah dan kau gunakan. Kami adalah hadiah yang tak pernah kau temukan. Teman tua, kami datang bukan untuk menghiburmu, tetapi kami datang untuk terkubur bersamamu."
Moral Cerita:
Sebenarnya begitu banyak mimpi dan cita-cita yang kita miliki. Sebenarnya kita dikaruniai begitu banyak bakat dan kesempatan, namun acap kali kita abaikan karena tak kita sadari atau kita tak tahu memanfaatkannya. Padahal, jika kita bergandengan tangan dengan mitra yang tepat, kita bisa mengoptimalkan seluruh bakat dan kesempatan yang dianugerahkan serta mewujudkan cita-cita kita. Mari, kita optimalkan peluang kita dengan menggandeng mitra yang tepat.