The Little Girl Who Died and Left 57 Cents To Build A Bigger Church
Inilah hasil nyata cinta kasih dari seorang gadis kecil yang miskin, kurang terawat dan kurang makan,namun perduli pada sesama yang menderita. Tanpa pamrih, tanpa pretensi.
A sobbing little girl stood near a small church from which she had been turned away because it "was too crowded." "I can't go to Sunday School, "she sobbed to the pastor as he walked by. Seeing her shabby, unkempt appearance, the pastor guessed the reason and, taking her by the hand, took her inside and found a place for her in the Sunday School class. The child was so touched that she went to bed that night thinking of the children who have no place to worship Jesus.
Some two years later, this child lay dead in one of the poor tenement buildings and the parents called for the kind hearted pastor, who had befriended their daughter, to handle the final arrangements. As her poor little body was being moved, a worn and crumpled purse was found which seemed to have been rummaged from some trash dump. Inside was found 57 cents and a note scribbled in childish handwriting which read, "This is to help build the little church bigger so more children can go to Sunday school.
For two years she had saved for this offering of love. When the pastor tearfully read that note, he knew instantly what he would do. Carrying this note and the cracked, red pocketbook to the pulpit, he told the story of her unselfish love and devotion. He challenged his deacons to get busy and raise enough money for the larger building.
But the story does not end there! A newspaper learned of the story and published it. It was read by a Realtor who offered them a parcel of land worth many thousands. When told that the church could not pay so much, he offered it for 57 cents. Church members made large donations. Checks came from far and wide. Within five years the little girl's gift had increased to $250,000.00 a huge sum for that time (near the turn of the century). Her unselfish love had paid large dividends.
Seorang anak gadis kecil sedang berdiri terisak didekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar, ia baru saja tidak diperkenankan masuk ke gereja tersebut karena “sudah terlalu penuh”. Seorang pastur lewat didekatnya dan menanyakan kenapa si gadis kecil itu menangis, “Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu” kata si gadis kecil.
Melihat penampilan gadis kecil itu yang acak acakan dan tidak terurus, sang pastur segera mengerti dan bisa menduga sebabnya si gadis kecil tadi tidak disambut masuk ke Sekolah Minggu. Segera dituntunnya si gadis kecil itu masuk ke ruangan Sekolah Minggu di dalam gereja dan ia mencarikan tempat duduk yang masih kosong untuk si gadis kecil.
Sang gadis kecil ini begitu mendalam tergugah perasaan nya, sehingga pada waktu sebelum tidur di malam itu, ia sempat memikirkan anak-anak lain yang senasib dengan dirinya yang seolah olah tidak mempunyai tempat untuk memuliakan Jesus.
Ketika ia menceritakan hal ini kepada orang tuanya, yang kebetulan merupakan orang tak berpunya, sang ibu menghiburnya bahwa si gadis masih beruntung mendapatkan pertolongan dari seorang pastur.
Sejak saat itu, si gadis kecil “berkawan” dengan sang pastur. Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya didaerah kumuh,dan sang orang tuanya meminta bantuan dari si pastur yang baik hati untuk prosesi pemakaman yang sangat sangat sederhana. Saat pemakaman selesai dan ruang tidur si gadis di rapihkan, sebuah dompet usang, kumal dan sobek sobek ditemukan, tampak sekali bahwa dompet itu adalah dompet yang mungkin ditemukan oleh si gadis kecil dari tempat sampah.
Didalamnya ditemukan uang receh sejumlah 57 cents dan secarik kertas bertuliskan tangan, yang jelas kelihatan ditulis oleh seorang anak kecil yang isinya: “Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa diperluas sehingga lebih banyak anak anak bisa menghadiri ke Sekolah Minggu”
Rupanya selama 2 tahun, sejak ia tidak dapat masuk ke gereja itu, si gadis kecil ini mengumpulkan dan menabungkan uangnya sampai terkumpul sejumlah 57 cents untuk maksud yang sangat mulia.
Ketika sang pastur membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil ini, sang pastur segera memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil ini untuk memperbesar bangunan gereja.
Namun Ceritanya tidak berakhir sampai disini. Suatu perusahaan koran yang besar mengetahui berita ini dan mempublikasikannya terus-menerus. Sampai akhirnya seorang Pengembang membaca berita ini dan ia segera
menawarkan suatu lokasi yang berada didekat gereja kecil itu dengan harga 57 cents, setelah para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu.
Para anggota jemaat pun dengan sukarela memberikan donasi dan melakukan pemberitaan, akhirnya bola salju yang dimulai oleh sang gadis kecil ini bergulir dan dalam 5 tahun, berhasil mengumpulkan dana sebesar 250.000 dollar, suatu jumlah yang fantastik pada saat itu (pada pergantian abad, jumlah ini dapat membeli emas seberat 1 ton).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar