Oleh: Tidak Diketahui
Sumber: Tidak Diketahui
Penerjemah: Tidak Diketahui
Pernahkah Anda merenungkan kemana hidup Anda pada akhirnya? Ketika lahir bayi manusia menangis sementara ayah ibunya berbahagia.
Jika Tuhan bekenan maka bayi itu bertumbuh menjadi kanak-kanak kecil yang lucu yang kadang-kadang kalau ia sakit ibunya tidak tidur semalaman menggendongnya.
Jika Tuhan berkenan lagi, ia akan bertumbuh menjadi kanak-kanak yang suka bermain bahkan kadang-kadang mencemaskan orang tuanya.
Jika Tuhan berkenan ia akan menjadi remaja yang penuh angan dan cita-cita bahkan ia mulai merasakan getaran hati yang tidak ia mengerti saat melihat lawan jenisnya. Ia senang tetapi kadang justru ibunya yang menangis karea ia sudah mulai bisa melawan, batasan waktu yang diberikan ia anggap sebagai penjara yang sangat mengikat.
Jika Tuhan berkenan ia akan mulai bertumbuh menjadi pemuda, menikah, melahirkan anak, menjadi setengah baya, menjadi tua, mulai sakit-sakitan dan akhirnya ia harus mengalah dan berkata, "Aku ingin pulang."
Kisah itupun tidak semua orang menjalaninya. Terkadang Tuhan memanggil manusia lebih cepat dari biasanya.
Hidup memang hanya sementara dan suatu saat, cepat atau lambat, akan berakhir. Sayang sekali bahwa sedikit orang yang memikirkan fakta ini dengan serius. Banyak yang sadar atau tidak sadar berpikir bahwa akhir dari segalanya adalah kehidupan di dunia sehingga orientasi seluruh hidupnya ditujukan kepada bagaimana menikmati hidup ini sepuas-puasnya. Mencari kekayaan, pangkat, kedudukan, dan ketenaran sekalipun dalam pencarian itu ia merampas hak hidup orang lain. Kalaupun manusia teringat kepada Tuhan dan melakukan sesuatu yang baik, tidak jarang ia melakukan dan mengukurnya dengan ukuran dunia yang sementara. Jika dengan ketaatannya usahanya berhasil, study anaknya sukses, kesehatannya terpelihara, maka ia berkata sungguh Tuhan hidup. Tetapi jika dalam ketaatannya yang terjadi adalah usahanya dijarah orang, anak-anaknya gagal dan ia menderita dalam kesakitan, tidak jarang ia bertanya apakah sungguh Tuhan ada?
Kita tidak boleh menutup mata bahwa sekarang ini Tuhan menempatkan kita dalam situasi lingkungan hidup yang penuh dengan ketidakpastian. Hari ini engkau pergi ke gereja memakai mobil mewah bersama dengan anggota keluargamu, tetapi besok mungkin mobilmu telah dibakar orang dan engkau tidak lagi bersama orang-orang yang engkau kasihi karena mereka telah meninggalkanmu. Jika engkau takut dan merasa hal ini menyinggung perasaanmu karena seakan-akan mengharapkan sesuatu yang jelek akan terjadi, itu sangat baik, supaya engkau sadar bahwa engkau harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek yang akan terjadi dalam hidupmu. Hidup ini bagaikan rumput yang pagi kelihatan segar, tetapi sore sudah keting, lisut dan layu. Pastikan bahwa engkau punya keyakinan jika badai kekeringan itu datang engkau punya sandaran, yaitu Yesus Sang Juruselamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar