Dari: http://blog.pauluswinarto.com
Hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
- Buku Kehidupan
"Sama sekali tidak ada penyesalan di hati saya," kata seorang mantan wanita karir kepada saya saat saya menanyakan apakah ada penyesalan setelah ia meninggalkan pekerjaannya demi mengasuh anaknya yang baru berusia lima bulan. Ketika saya tanyakan lebih lanjut, apa motivasi utama sehingga ia dengan tekad bulat mengucapkan selamat tinggal kepada karir yang telah dirintisnya sejak bertahun-tahun silam, dengan santai ia berujar, "Sekarang peran saya sudah berubah. Jadi buat apa disesali? Daripada saya di kantor tapi pikiran saya masih di rumah."
Artikel ini saya tulis bukan dengan tendensi mengatakan wanita tidak boleh berkarir atau berbisnis. Sama sekali tidak! Saya hanya ingin mengajak kita semua untuk sejenak merenungkan kembali prioritas dalam hidup kita. Benar kata orang bijak, kalau hidup ini memang penuh dengan pilihan. Dan setiap pilihan mengandung konsekuensi tersendiri, entah kita sadari atau tidak.
Ada kisah mengenai sepasang ayah ibu yang begitu giatnya bekerja. Hampir saban hari, mereka berangkat kerja pagi-pagi ketika putri tunggalnya yang masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar sedang tidur. Alhasil, mereka hampir tidak pernah punya waktu untuk sekedar bersantap pagi dengan sang putri tercinta. Dan biasanya, mereka baru tiba di rumah sekitar pukul sembilan malam, saat sang putri sudah mulai terlelap dalam tidurnya.
Pada suatu pagi di hari minggu, sang ibu melihat gambar hasil karya anaknya itu. Dalam gambar tersebut ada gambar rumah mereka dan gambar sang putri yang sedang bermain bersama sang pembantu. Tidak ada gambar dirinya serta sang suami. Ibu bertanya kepada sang putri, "Mengapa dalam gambar tersebut tidak ada ayah dan ibu?" Dengan wajah tidak berdosa, sang putri langsung menjawab, "Habis, ayah dan ibu ngga pernah ada di rumah, sih."
Suatu hari seorang teman mengirimkan saya sebuah e-mail berisi foto lembar jawaban ujian anak kelas satu sekolah dasar (SD). Tampak ada sebuah soal ujian berisi gambar seorang wanita sedang mengasuh seorang anak kecil, lalu ada pertanyaan: gambar di samping menunjukkan kasih sayang seorang… a.Pembantu. b.Ibu. c.Ayah. Percaya atau tidak, anak tersebut memberikan tanda silang pada jawaban a.Pembantu. Barangkali karena selama ini, sang anak hanya merasakan hal tersebut dari pembantu. Dia jujur dan menjawab apa adanya. Menurut saya, orang tua sama sekali tidak berhak memarahinya dalam kasus ini. Justru lembaran jawaban ini seharusnya menjadi refleksi serius bagi kedua orang tuanya.
Di sisi lain, saya banyak menemukan kisah tentang kasih sayang dari orang tua yang kemudian membantu anak berkembang menjadi insan yang mandiri. Salah satunya adalah Patricia Saerang, anggota AMFPA (Association of Mouth and Foot Painting Artists/ asosiasi para pelukis cacat yang melukis dengan kaki atau mulutnya) yang berpusat di Swiss. Dalam salah satu suratnya yang ditulis dengan menggunakan kaki kirinya, ia mengungkapkan betapa besar peranan orang tuanya. “Saya lahir di Manado tahun 1968. Tuhan tidak memberikan tangan dan kaki yang normal tapi Tuhan menganugerahi saya dengan pikiran yang tajam dan kemauan yang kuat untuk bertahan hidup dan menjadi manusia yang produktif. Dan saya beruntung mempunyai orang tua yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan. Karena saya tidak mempunyai tangan, saya belajar menggunakan kaki kiri untuk mengerjakan semua hal, termasuk makan dan menulis.”
Pemain basket terkenal dan juga menjadi model iklan, Shaquille O’Neal pernah memberikan komentar mengenai peran orang tuanya. “Perlu banyak usaha untuk membuat saya bersemangat. Dan, tahukah Anda apa yang membuat saya bersemangat? Ketika ibu saya mengatakan bahwa ia mengasihi saya.” Wow! Saya jadi teringat syair sebuah lagu, “I am shinning like a candle in the dark when you tell me that you love me.”
Ya, bagaimana pun juga kasih adalah motivasi terbaik dalam setiap kehidupan. Kasih seringkali berasal dari rumah namun kebencian pun sering kali berawal dari rumah. Jika di rumah anak sungguh merasa dikasihi, ia akan lebih mudah untuk mengasihi orang lain, baik di dalam maupun di luar rumah. Sebaliknya jika di rumah anak merasakan kebencian (entah kebencian akibat hubungan yang kurang harmonis antara anak dan orang tua atau antara ayah dan ibu), biasanya anak akan punya kecenderungan membenci orang lain, baik di dalam maupun di luar rumah. Hurting people hurts people!
Diakui atau tidak, pada akhir hidup seseorang, ia biasanya ingin dikenang sebagai ayah dan ibu yang baik, saudara yang baik serta sahabat yang baik. Bukan dikenang sebagai orang hebat, punya karir yang bagus, punya harta berlimpah, dan seterusnya. Apa gunanya seseorang yang memiliki seluruh dunia namun kehilangan keluarganya? Tampaknya nasihat dari mentor saya Dr. John C. Maxwell patut juga kita renungkan, "Success is those closest to you love and respect you the most." Ya, sukses akan kita dapatkan ketika mereka yang paling dekat dengan kita mengasihi dan menghormati kita lebih daripada yang lain. Tidak ada salahnya jika sejenak kita meluangkan waktu untuk bertanya kepada diri kita sendiri, siapakah saja orang-orang yang paling mengasihi dan menghormati kita? ***
* Paulus Winarto adalah pemegang 2 Rekor Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yakni sebagai pembicara seminar yang pertama kali berbicara dalam seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya diluncurkan di angkasa. Sejumlah bukunya masuk dalam kategori best seller (al: First Step to be An Entrepreneur, Reach Your Maximum Potential, Be Strong, Melejit di Usia Muda dan The Power of HOPE). Ia banyak menimba ilmu kepemimpinan dari guru kepemimpinan internasional, Dr. John C Maxwell. Guru marketing Hermawan Kartajaya menjuluki Paulus sebagai "manusia kompleks". Paulus dapat dihubungi melalui e-mail: pwinarto@cbn.net.id atau www.pauluswinarto.com.
amazing, saya mendapat satu hal bermakna "kasih adalah motivasi terbaik dalam setiap kehidupan", saya sampaikan kepada teman saya anggota Polri yang bertugas di daerah terpencil dan rawan konflik. sukses selalu untuk Bung PW.
BalasHapus