Daniel B. Wallace
Diterjemahkan oleh Stevy Tillar dari bahasa Inggris
Bagian Pertama: Dari Wycliffe sampai King James (Masa Tantangan)
Bagian Kedua: Masanya King James (Masa Keelokan)
Bagian Ketiga: Dari KJV sampai RV (Dari Elok ke Akurat)
Bagian Keempat: Mengapa Begitu Banyak Versi?
BAGIAN KEDUA
DARI WYCLIFFE SAMPAI KING JAMES
(MASA TANTANGAN)
DARI WYCLIFFE SAMPAI KING JAMES
(MASA TANTANGAN)
March 21, 2001
Pengantar: Ini adalah bagian pertama dari empat bagian ceramah yang dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley Bible Lectureship. Kami harap bisa mendapat ijin untuk semua ceramah seperti rekaman audio pada Biblical Studies Foundation website. Disini ada beberapa audio dari serial tentang Textual Criticism series Dr. Wallace. Dr. Wallace bersedia sebagai pembicara seminar mengenai “Sejarah Alkitab Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik, hubungi dia di email untuk detailnya.
Kata Pengantar
Ada kata bijak kuno dari Italia mengenai nature dari terjemahan: “Traddutore, traditore!” Artinya, “Translators—traitors! / Penerjemah – penghianat” Anda bisa melihat ada yang hilang dalam terjemahan ekspresi ini: ada banyak persamaan dalam kedua pengucapan dan pengejaan dari kata-kata aslinya, tapi keduanya menjadi tercemar saat diterjemahkan dalam bahasa Inggris atau Indonesia. Bahkan terjemahan dari kata bijak ini sendiri mengilustrasikan kebenarannya! Diktum Italia lainnya menunjukan sentimen yang mirip: “Seluruh terjemahan adalah kebohongan yang sopan!”
Suatu perkataan yang tidak kurang pesimis tentang nature dari terjemahan adalah satu baris puisi Yahudi dari Hayyim Nachman Bialik, “Dia yang membaca terjemahan Alkitab adalah seperti seseorang yang mencium pengantinya melalui cadar.”1 Disatu sisi hal ini benar, tapi seperti yang dikatakan MacGregor dalam Literary History of the Bible2, “Tetap, saat cadar harus disitu, tugas penerjemah adalah membuat cadar itu sebaik mungkin. Wajah wanita yang paling cantik bisa semakin cantik oleh cadar, jika cadar itu sesuai dengan kecantikannya.”3
Bisa anda mengerti dari kata-kata diatas, alasan mengapa ada halangan besar menerjemahkan Alkitab kedalam bahasa lain. Salah satunya, penerjemah yang mengenal bahasa Yunani dan Ibrani, tidak perlu melakukan penerjemahan bagi dirinya. Dia melakukan itu untuk orang lain. Kedua, dia mungkin merasa pekerjaannya sudah hancur dari pertama. Terjemahannya tidak pernah bisa seperti dokumen asli. Standar perbandingan itu hanya menunjukan kekurangan usahannya. Ketiga, karena dia menerjemahkan Firman Tuhan, beban rohani untuk melakukan hal ini dengan benar sering menjadi beban yang berat. Setiap penerjemah tahu kalau dia juga adalah seorang penafsir, karena tidak ada terjemahan tanpa tafsiran. Dan penerjemah Alkitab tahu bahwa sebagai seorang penafsir dia adalah seorang guru, dan (seperti kata Yakobus), “Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kamu tahu bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.”4 Bagi penerjemah “hukuman berat” ini berasal dari manusia bukan Tuhan—karena setiap terjemahan Alkitab pasti dikritik oleh seseorang saat dicetak. Intinya ini adalah suatu tindakan kasih yang tidak egois dari penerjemah yang terlibat dalam tugas ini.5
Semua orang beragama bergumul dalam prilaku ini. Kita jangan heran melihat agama Islam, sebagai contoh, menganggap satu-satunya Al Quran yang sejati adalah dalam bahasa Arab. Tidak ada terjemahan yang bisa disebut Al Quran.6
Sebaliknya, ada dorongan kuat untuk menerjemahkan Alkitab kedalam bahasa yang bisa dimengerti orang awam. Dorongan ini muncul secara khusus dalam cabang kekristenan “dimulai” bulan October 31, 1517, saat biarawan Agustinian muda bernama Martin Luther menantang hirarki gereja dizamannya dengan menempelkan 95 keluhan dipintu gereja Wittenberg di Jerman.7 Protestantism dilahirkan.
Pendahuluan
Sejarah Protestantism sangat terkait dengan Alkitab dalam tiga hal:
1. Protestantism mengajarkan bahwa Alkitab adalah otoritas tertinggi kita, bukan tradisi atau pribadi atau pengalaman—hanya Alkitab;
2. Protestantism mengajarkan bahwa semua orang percaya memiliki keimaman, artinya, setiap orang Kristen memiliki hak istimewa dan tanggung jawab untuk mengenal Tuhan dan kehendakNya yang dinyatakan dalam Alkitab;
3. Perkembangan dari kedua prinsip ini adalah setiap orang Kristen perlu memiliki akses pada Alkitab dalam bahasanya masing-masing. Maka dari itu, Protestants—lebih dari kelompok agama lainnya—telah menerjemahkan Alkitab dan berkeinginan kuat agar semua orang bisa memiliki akses kepada Firman Tuhan. Singkatnya, kita adalah orang dari Kitab.
Alkitab harus ada bagi iman kita. Tidak hanya secara teoritis, tapi juga prakteknya. Tidak hanya melalui kotbah dan pengajaran, tapi melalui pembacaan dan mempelajarinya secara pribadi. Karena Alkitab adalah wahyu Allah kepada kita, kita tidak bisa mengenalNya tanpanya. Tanpa Alkitab, Tuhan yang anda puja adalah allah imajinasi semata.
Saat ini saya akan berbicara mengenai sejarah Alkitab bahasa Inggris. Ini merupakan sejarah yang menakjubkan dan juga berdarah. Ini adalah drama yang tinggi—suatu cerita politik dan juga pribadi, literature juga religius. “Tidak ada karya literature yang memiliki pengaruh begitu besar terhadap bahasa Inggris daripada penerjemahan Alkitab. Tapi, harga untuk menyediakan Alkitab berbahasa Inggris harus dibayar dengan darah manusia yang berusaha menerjemahkannya.”8
Saat ini, kita akan melihat masa paling awal, dari Wycliffe sampai kepada King James.
I. Dari Wycliffe sampai King James: Masa Tantangan
Sampai John Wycliffe menerjemahkan Perjanjian Baru, hanya sedikit bagian Alkitab yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris berakar kira-kira di AD 600; didalam seratus tahun, kitab Mazmur dan sebagian dari kitab-kitab Injil telah diterjemahkan. Didalam tahun 735, Venerable Bede, dihari kematiannya, menyelesaikan terjemahan Injil Yohanes. 165 tahun kemudian, Raja Alfred the Great menerjemahkan sebagian kitab Pentateuch. Beberapa orang lainnya sepanjang periode ini menerjemahkan kitab-kitab Injil atau Mazmur, dan sebagian kecil dari kitab lainnya.
Terjemahan-terjemahan ini bukan hanya tidak lengkap, tapi ada tiga masalah: (1) semua terjemahan berasal dari Vulgata Latin, bukan dari teks asli, Yunani dan Ibrani; (2) semua terjemahan itu bukan terjemahan yang baik; dan (3) sebagian besar tidak bisa diakses oleh orang awam, tapi “terjemahan-terjemahanan” untuk membantu pendeta mengerti Vulgata Latin lebih baik.
Selama 300 tahun, tidak ada terjemahan Alkitab kedalam bahasa Inggris, sejauh yang kita ketahui. Invasi orang Norman ditahun 1066 merupakan alasan mendasar: selama tiga abad selanjutnya Inggris jarang menggunakan dokumen tertulis. Orang terhormat menulis dalam bahasa Prancis—bahasa orang elit—dan dokumen resmi gereja ditulis dalam bahasa Latin. Bahasa Inggris untuk orang biasa.
John Wycliffe (c. 1328-1384) dan Alkitab terjemahannya (c. 1382)
Latar Belakang
Bayangkan, jika bisa, bagaimana hidup diabad keempat belas di Inggris. Anda kemungkinan besar adalah orang biasa, seorang petani yang berusaha keras memberikan panen yang layak bagi pemilik tanah. Seperti orang lain, anda menganggap diri Kristen, tapi bergumul untuk mengerti kehendak Tuhan. Didalam abad ini, ditahun 1348, the Bubonic Plague atau Black Death/kematian hitam menghantam Inggris, dan setidaknya salah satu dari empat teman anda dan saudara anda mati dalam beberapa bulan. Satu dari empat! Duka anda bagi yang terkasih ditambah dengan ketidakpastian tujuan kekal anda. Anda juga meragukan nasib anda. Ketakutan akan purgatory mendorong dedikasi anda. Anda kurang mendapat penghiburan dalam gereja; sebaliknya, anda terlibat dalam pemuasan diri. Gereja hanya tertarik pada uang dan harta anda. Anda ingin kehidupan yang lebih baik.
Sementara itu, Kepemimpinan menjadi krisis utama: Paus hampir tiga perempat abad diasingkan ke Avignon, Prancis yang disebut “Babylonian Captivity/penawanan Babilon.” Bagaimana orang Inggris bisa menghormati dan mentaati seorang Paus yang hidup di Prancis—musuh Inggris!
Diatas semua ini, Gereja Inggris sedang kacau. Kedudukan pemerintahan yang terbaik sering diberikan kepada pelayan (pendeta/pastor), tapi ini menyebabkan kegelisahan dalam orang bangsawan yang ingin kedudukan itu. Seperti partai Demokrat dan Republik, Inggris memiliki partai pro-pelayan dan anti-pelayan. Jika anda ingin mempertanyakan struktur otoritas keagamaan, sekarang waktunya. Banyak yang kelihatannya salah! Tapi jika anda berani bicara kepada biarawan lokal tentang menemukan kehendak Tuhan dalam Alkitab, anda akan ditegur karena menanyakannya! Selain itu, dia memang tidak mengetahui jawabannya. Dia hanya membaca Alkitab dalam bahasa Latin, dan hanya bagian – bagian penting bagi liturgy. Dia tidak pernah membaca Alkitab secara keseluruhan—seumur hidupnya. Selain itu, keahlian bahasa Latinnya tidak begitu baik—hanya menghafal beberapa doa untuk kepentingan pelayanan di gereja. Hidup—secara fisik, social, keuangan, rohani—terlihat cukup kelam di Inggris abad keempatbelas.
Kedalam suasana inilah masuknya “bintang pagi Reformasi,’ seorang bernama John Wycliffe.
Wycliffe dilahirkan diantara tahun 1325 dan 1330; dia dididik di Oxford, mendapat doctor dalam bidang Teologi diumur 40an, ditahun 1372. Dia adalah seorang teolog Oxford yang menonjol dimasanya. Walaupun dia adalah seorang pendeta Katolik Roma, dia tidak ragu untuk berbicara melawan Gereja. Wycliffe tidak menganggap pelayan memiliki hak istimewa—walaupun dia termasuk didalamnya. Dan pandangannya memiliki dasar kuat dalam Alkitab.
Dia mulai mengorek praktek dan kepercayaan yang tidak sesuai Alkitab dalam gereja. Dia tidak hanya menolak doktrin transubstantiation—ajaran Katolik bahwa roti dan anggor perjamuan kudus memang menjadi tubuh dan darah Kristus—tapi dia juga menolak seluruh hirarki gereja, termasuk otoritas kepausan. Bagi Wycliffe, Alkitablah yang memiliki otoritas tertinggi bukan Paus.
Pandangannya bukannya tidak mendapat tantangan. Dia dipecat dari kedudukannya di Oxford ditahun 1382. Diseluruh hidupnya, lima perintah Paus dikeluarkan untuk menangkapnya. Tapi karena Inggris menjauhkan diri dari Roma, dia mendapat perlindungan dari bangsawan berkuasa yang anti-pelayan. Ditahun 1384, dia mati alami dan dikubur di pemakaman gereja Lutterworth tempat dia menjadi pelayan.
Wycliffe percaya bahwa setiap manusia bertanggung jawab secara langsung dihadapan Tuhan. Tapi jika setiap orang bertanggung jawab langsung pada Tuhan, maka mereka butuh Alkitab yang diterjemahkan kedalam bahasa aslinya. Anda bisa menangkap keinginan kuat Wycliffe dan keterusterangannya dalam perkataan ini:
Para bidat menganggap orang awam tidak perlu tahu hukum Tuhan tapi sudah cukupnya pengetahuan yang diberikan pendeta kepada mereka melalui mulut, tidak layak didengar. Alkitab adalah iman gereja, dan semakin luas maksudnya diketahui, semakin baik. Maka dari itu karena orang awam perlu tahu tentang imannya, hal ini harus diajarkan dalam bahasa apapun yang bisa dengan mudah dimengerti … [Lagi pula,] Kristus dan para rasulNya mengajar dalam bahasa yang paling dimengerti oleh pendengarnya.9
Itulah yang disebut kotbah yang ‘mendarat’! Wycliffe tidak menarik pukulannya; dan dia tidak tahu bagaimana bisa sopan saat sorga dan neraka digantung seimbang!
John Wycliffe dibelakang penerjemahan PB kedalam bahasa Inggris yang selesai didalam tahun c. 1382. Dia tidak banyak berusaha dalam penerjemahannya, tapi penggerak utama dalam produksinya. PL seluruhnya diterjemahkan oleh orang lain.
Para pengikutnya, dikenal sebagai Lollards, adalah para sarjana miskin Oxford yang mengajar Firman. Mereka memiliki dampak besar diantara orang biasa, terutama karena mereka menganggap hidup mereka tidak berarti tanpa Kristus. Didalam dua decade setelah kematian Wycliffe, banyak Lollards dibakar karena usahanya, sebagian bahkan digantungkan Alkitab sementara dibakar.10
Teks
Teks yang diterjemahkan Wycliffe dan rekannya adalah dari Vulgata Latin bukan dari teks asli Yunani dan Ibrani. Sekarang, jarang orang berbicara mengenai Vulgata Latin karena itu sangat penting kita melihat Alkitab bahasa Inggris.
Vulgata adalah Alkitab resmi di Eropa Barat dari akhir abad keempat. Itu merupakan terjemahan dari Jerome atas perintah Paus Damasus. Karena bahasa Yunani mulai menghilang diEropa Barat setelah Konstantin memindahkan ibukota ketimur, bahasa Latin secara alami menjadi bahasa umum orang dibarat. Diabad pertengahan, bahasa Yunani sama sekali tidak dikenal di Eropa Barat. (Bahasa ini tidak dipelajari diuniversitas manapun sampai tahun 1458, di University of Paris.) Seluruh pelayan di barat sepanjang seribu tahun telah belajar bahasa Latin, bukan Yunani atau Ibrani. Jika ukurannya lamanya waktu, Vulgata Latin adalah terjemahan Alkitab paling berpengaruh dalam sejarah.
Kembali ke Wycliffe: Seperti yang telah saya katakan, Wycliffe tidak menerjemahkan dari teks asli Yunani dan Ibrani. Sebaik apapun Vulgata Latin, pasti ada kekurangan dalam penerjemahannya. Satu hal, bahasa Latin tidak memiliki definite article. Itu merupakan hadiah yang diberikan bahasa Yunani bagi Eropa. Tapi article ini muncul dalam PB Yunani hampir 20,000 kali—mengerti penggunaannya sangat penting bagi ratusan bagian Alkitab. Tapi, Wycliffe sama sekali tidak mengetahui hal ini, karena dia hanya menggunakan teks Latin sebagai dasar terjemahan.
Terjemahan
Alkitab Wycliffe sampai ke edisi kedua—edisi pertama ditahun 1382 dan yang kedua ditahun 1395, oleh asisten Wycliffe, John Purvey.11 Walaupun revisi Purvey merupakan peningkatan yang sangat berarti, kita tidak bisa mengatakan kedua edisi itu adalah suatu karya agung prosa Inggris. Tapi edisi pertama amat sangat literal—bahkan mengusahakan urutan kata Latin sampai-sampai bahasa Inggrisnya tidak bisa dimengerti!12 Wycliffe Bible menunjukan bahwa terjemahan “kata per kata” tidak menjamin suatu terjemahan yang akurat, karena arti aslinya tidak dikomunikasikan secara jelas dengan cara ini.
Arti Pentingnya
Apa arti penting dari terjemahan Wycliffe?
1. Merupakan Alkitab bahasa Inggris pertama yang lengkap—faktanya, Alkitab lengkap pertama dalam tiap bahasa Eropa manapun!
2. Secara tidak langsung menghancurkan kekuatan struktur politik-agama dari gereja Roma Katolik. Orang awam tidak perlu bergantung pada pendeta untuk menghadap Tuhan. Mereka bisa mengetahui kehendakNya dan menantang pemimpin rohani mereka. Tidak heran ditahun 1408 membaca Alkitab bahasa Inggris adalah pelanggaran hukum.13 Orang yang memilikinya membahayakan kebebasan dan hidupnya. Begitu kuatnya pengaruh Wycliffe sehingga ditahun 1415 Paus mengumumkan tulangnya harus digali, dibakar, dan abunya disebar di aliran Sungat.14
3. Terjemahannya diselesaikan lebih dari enam tahun sebelum penemuan cetakan yang bisa dipindah-pindah. Seluruh Alkitab Wycliffe merupakan tulisan tangan. Hal ini mengurangi pengaruhnya. Walaupun satu Alkitab bisa memakan waktu sampai satu tahun, ribuan salinan telah dibuat.
William Tyndale (c. 1494-1536) dan terjemahan Perjanjian Barunya (1525-1536)
Latar Belakang
Tidak ada terjemahan baru yang muncul diantara Alkitab Wycliffe dan Tyndale. Seratus tigapuluh tahun lewat tanpa perkembangan. Salah satu alasannya adalah hukum Inggris tahun 1408 tentang Alkitab bahasa Inggris masih berlaku. Masih beresiko membuat salinan Alkitab Wycliffe!
Sementara itu, ada tanda baik diseluruh Eropa. Alkitab bahasa Italia, Prancis, Spanyol, dan Belanda bermunculan didalam tahun 1400-an, sepertinya terinspirasi oleh usaha awal dari Wycliffe. Hal Ini menjadi latar belakang munculnya penerjemah Alkitab tunggal paling berpengaruh sepanjang masa.
Beberapa peristiwa besar terjadi diantara masa Wycliffe dan Tyndale.
1. Hampir empat puluh tahun—1378-1417—the “Great Schism” menghancurkan otoritas agama di Eropa: dimasa ini ada dua Paus yang bersaing—satu di Avignon dan yang kedua di Rome!15 Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya yang menjadi wakil Kristus dibumi!
2. Penemuan mesin cetak yang bisa berpindah-pindah (c. 1454). Buku tebal pertama Gutenberg: Latin Vulgate Bible.
3. 1453: Turki menginvasi Byzantium, disana Emperor Constantine 1100 tahun sebelumnya memindahkan ibukotanya. Selama 1100 tahun, pelajaran Yunani hilang dari Eropa Barat. Tapi karena invasi Byzantium, para sarjana Yunani mengambil manuscripts mereka dan pergi ke Eropa. Lima tahun kemudian, bahasa Yunani untuk pertama kali ditawarkan di universitas Eropa. Reformasi dan Renaissance lahir akibat penemuan kembali Yunani klasik dan Yunani PB.
4. Semangat menjelajah melanda. Dunia baru ditemukan ditahun 1492. Manusia menjadi berani mengambil resiko lebih dari sebelumnya.
5. Peristiwa invasi Turki Byzantium dan penemuan alat cetak menjadi katalis bagi produksi Perjanjian Baru pertama yang diterbitkan bulan March 1, 1516.
6. October 31, 1517: Reformasi lahir saat Luther menantang gereja Roma Katolik di Wittenberg.
Maka dari itu, tantangan terhadap status quo agama, kesaksian berani, pengetahuan akan sumber kuno, dan pemisahan informasi kepada orang banyak bergabung bersama dalam waktu yang menentukan dalam sejarah Eropa. Alkitab Tyndale dilahirkan dimasa ini.
William Tyndale terlatih dalam bahasa Yunani dan Ibrani. Dia mendapat gelarnya dari Oxford ditahun 1512 (diumur 16 atau 17!), dan gelar master ditahun 1515. Dia kemudian belajar di Cambridge, menyelesaikan pendidikannya. Disaat itu, dia lancar menguasai enam atau tujuh bahasa. Singkatnya, Tyndale bukan orang bodoh! Lebih jauh, gaya bahasanya luar biasa.
Saat dia sedang merenungkan untuk membuat suatu terjemahan Alkitab yang baru ditahun 1520-an, dia menjadi sadar bahwa hal ini tidak mungkin dilakukannya di Inggris.16 Ditahun 1408 aturan tentang penerjemahan Alkitab masih berlaku. Disamping itu, Tyndale tidak bisa menemukan orang di Inggris yang menguasai bahasa Ibrani. Dia kemudian berkelana ke Jerman—disana dia diperkenalkan dengan seorang rabi yang darinya dia belajar bahasa PL. Saat sedang disitu, dia menerjemahkan banyak bagian Alkitab kedalam bahasa Inggris. Dia tidak bisa kembali ke Inggris karena takut nyawanya akan hilang.
Dia berkeinginan kuat menyediakan Firman Tuhan kepada orang awam. Dia ingin anak laki-laki yang menarik bajak bisa lebih mengenai Firman Tuhan daripada sebelumnya. Doanya menjadi kenyataan.17
Ditahun 1525 dia menyelesaikan terjemahan PL yang pertama, tapi tidak dicetak sampai ditahun 1526. Tiga salinan edisi pertama masih ada sampai sekarang, hanya satu yang—baru ditemukan beberapa tahun lalu—masih betul-betul utuh.18
Tyndale dikemudian hari merevisi PB secara substansial, dan revisinya merupakan suatu karya agung. Dia bahkan menemukan beberapa kata baru yang mendapat tempat dalam kosa kata bahasa Inggris sampai lima abad kemudian—kata-kata seperti ‘Passover,’ ‘peacemaker,’ ‘scapegoat,’ bahkan adjective ‘beautiful’ dimasukan oleh Tyndale.19 Bersamaan dengan itu, dia menghasilkan lima edisi PB, tapi edisi ketiga ditahun 1534 adalah edisi yang paling diingat.
Tyndale juga melakukan karya berarti pada PL, tapi dia tidak menyelesaikan tugasnya. Sejauh yang kita ketahui, dia telah menerjemahkan sampai 2 Tawarik.
Dia diculik ditahun 1535 di Antwerp, dan dibakar tahun berikut karena usahanya dianggap bidat.20 Tuntutannya? Terjemahan Alkitab yang tidak benar. Realitasnya? Suatu terjemahan Alkitab yang luar biasa. Tapi pelayan gereja sangat takut kalau orang biasa tidak bisa mengerti Alkitab; mereka perlu pelayan dan tradisi untuk menafsirakan Alkitab bagi mereka.21, 22
Kalimat terakhir Tyndale adalah “Tuhan, bukalah mata Raja Inggris!” Tapi Tyndale tidak tahu kalau hanya beberapa bulan sebelum kematiannya suatu versi Alkitab bahasa Inggris—sebagian besar didasarkan pada karyanya—telah dicetak di Inggris dengan persetujuan Raja King Henry VIII. “Seperti yang diinginkan Tyndale, mata Raja Inggris telah terbuka saat dia menyatakan doa sebelum kematiannya.”23
Teks
Walaupun Tyndale melihat terjemahan bahasa Jermannya Luther dan Vulgata Latin untuk menolong dia menghadapi bagian yang sulit, terjemahan Pbnya didasarkan pada teks Yunani. Dia banyak menggunakan edisi ketiga Erasmus.24
Terjemahan
Edisi tahun 1534 meninggalkan edisi tahun 1526. Ini merupakan bahasa Inggris yang luar biasa dan terjemahan yang sangat baik dimasa itu. Tyndale mengenal bahasa asli Alkitab lebih dari orang Inggris lain dimasanya,25 dan dia mengenal bahasa Inggris lebih dari yang lainnya. Dia menerjemahkan dari bahasa Yunani yang baik menjadi bahasa Inggris yang baik.
Arti Pentingnya
Tidak mungkin terlalu melebihkan arti penting terjemahan Tyndale.
1. Perjanjian Baru berbahasa Inggris pertama setelah zaman ditemukannya percetakan.
2. Perjanjian Baru berbahasa Inggris pertama yang secara langsung diterjemahkan dari bahasa asli Yunani.
3. Terjemahan pertama yang menggunakan italics untuk kata-kata yang tidak ada dalam teks aslinya. (Praktek ini menariknya, berlanjut sampai sekarang dalam NASB, selain itu fakta bahwa italics sekarang secara umum digunakan dalam penulisan untuk penekanan, bukan untuk ketiadaan.)
4. Amat sangat mempengaruhi KJV: Ditahun 1940, Prof. J. Isaacs menulis tentang pencapaian Tyndale: “Ketepatannya, kesederhanaan frasenya, musiknya yang baik, memberikan otoritas pada kata-kata terjemahannya yang berdampak pada versi berikut.… sebagian besar Authorized New Testament tetap dari Tindale, dan tetap yang terbaik.”26 Kata pengantar bagi PB Tyndale menjelaskannya: “Kekaguman tetap disuarakan mereka yang menyiapkan 1611 Authorized Version bagi Raja James dengan satu suara—seperti suatu keajaiban. Tentu saja mereka melakukannya: maksudnya adalah (walau tidak pernah diakui oleh mereka) Tyndale.”27
Didalam kelanjutan yang cepat muncul tiga terjemahan, kualitasnya lebih rendah dari Tyndale, tapi menjadi latar belakang penting dalam sejarah Alkitab berbahasa Inggris.
The Coverdale Bible (1535)
The Coverdale Bible (1535) merupakan karya dari Myles Coverdale, asisten Tyndale. Dia tidak secara langsung menerjemahkan dari Yunani dan Ibrani, tapi menggunakan terjemahan Jermannya Luther, lebih dari satu teks Latin, dan sebagian PLnya Tyndale. Dia memang menyelesaikan seluruh Alkitab—karena itu Coverdale menjadi Alkitab lengkap pertama yang dicetak di Inggris. Terjemahan Coverdale lah yang diijinkan Henry VIII untuk dicetak saat Tyndale menyatakan kata-kata terakhirnya. Hal yang paling inovatif dalam Alkitab ini adalah tempat Apocrypha—kitab-kitab yang diterima Katolik Roma masuk dalam kanon tapi tidak oleh Protestan—diakhir PL bukannya tersebar diseluruh PL. Semua terjemahan PL yang lalu menempatkan Apocrypha tersebar diseluruh PL. Seluruh Alkitab Protestan mengikuti hal ini, jika memasukan Apocrypha, menempatkannya sebagai suatu lampiran—sama seperti yang dilakukan Coverdale.
Matthew’s Bible (1537)
Ditahun 1537, Matthew’s Bible muncul. Alkitab ini adalah karya John Rogers, yang nama lainnya adalah Thomas Matthew. Dia menggabungkan PL Coverdale dengan PBnya Tyndale.28 Tapi Rogers juga menambahkan sekitar 2000 catatan, sebagian besar controversial, menjadikannya sebagai revisi pertama PBnya Tyndale. Alkitab ini terkadang disebut “Wife-Beater’s Bible” karena catatan pinggir 1 Peter 3.7 yang berkata, “If [the wife] be not obedient and healpfull unto [her husband, he] endeavoureth to beate the feare of God into her…”!29 Istilah ‘Wife-Beater’s Bible’ langsung diberikan pada versi ini yang setidaknya menghibur kita bahwa banyak leluhur kita juga menganggap tafsiran ini tidak tepat! Walau tidak berkaitan dengan catatan ini, Rogers menjadi martir pertama ditahun 1555, dibawah penguasa Mary Tudor—atau ‘Bloody Mary’—monarki Katolik.30
The Great Bible (1539)
Alkitab Matthew dan Coverdale mendapat ijin Henry VIII untuk dicetak. Hal ini mendorong popularitasnya tapi juga menunjukan kelemahan, dibulan September, 1538 raja memerintahkan agar ada satu Alkitab berbahasa Inggris ditempatkan disetiap gereja. Gereja-gereja mulai menggunakan Matthew Bible karena sangat cocok untuk pembacaan umum, sedangkan Coverdale lebih kecil. Perintah raja mensyaratkan gereja memiliki “satu Alkitab yang tebal dalam bahasa Inggris”—yang menyingkirkan terjemahan lain kecuali Matthew.
Selama delapan bulan—dari September 1538 sampai April 1539—dedikasi Inggris terhadap Alkitab paling tinggi dalam sejarah. Perintah raja tidak hanya agar setiap gereja bisa mendapat satu Alkitab, tapi “kamu tidak boleh menghalangi satu orangpun … untuk membaca atau mendengar dari … Alkitab, tapi mendorongnya, mengarahkan dan menasihati setiap orang untuk membaca, dari Firman Tuhan yang hidup …” Perintah ini diikuti dengan antusias sehingga orang awam membaca Alkitab dengan keras disaat yang sama pendeta memberi kotbah! Delapan bulan kemudian raja mengeluarkan perintah melarang perilaku merusak ini.
Hal yang diperlukan adalah, suatu terjemahan yang sebaik Matthew tapi tanpa catatan! Sehingga Cromwell menugaskan Myles Coverdale untuk menerbitkan Alkitab yang baru. Alkitab ini harus lebih besar dari Matthew karena perintah raja. Inilah alasannya disebut Great Bible—bukan hanya karena kualitas tulisannya, tapi juga ukurannya. Walaupun Alkitab ini dirantai untuk melindunginya dari pencuri, orang mungkin berpikir apakah itu perlu!
Walaupun Great Bible diedit oleh Coverdale, Alkitab ini didasarkan atas Matthew Bible. Coverdale tidak tahu bahasa Yunani atau Ibrani, tapi Rogers tahu. Jadi Coverdale hanyalah mengambil Matthew’s Bible, merevisinya, dan menghapus catatan-catatannya. Ini menjadi revisi kedua dari Alkitab Tyndale, setelah Matthew’s Bible.31
Tapi para bishop, yang banyak masih Katolik Roma, diberikan Alkitab ini, karena memisahkan Apocrypha dari PL lainnya dan karena Alkitab ini tidak sama dengan Latin Vulgate.32 Tidak hanya itu, ditahun terakhir pemerintahan Henry VIII, raja mengayunkan pendulum agama sekali lagi. Ditahun 1543 Parlemen melarang setiap eksposisi Alkitab yang tidak diotorisasi—demikian juga pembacaan Alkitab secara pribadi diantara kelas bawah. Tiga tahun kemudian, Henry melebihi Parlemen dengan melarang seluruh salinan Tyndale dan Coverdale.
“Larangan terhadap Alkitab terjemahan Tyndale dan Coverdale merupakan puncak dari absurditas”33 karena Great Bible pada intinya adalah Alkitab terjemahan Tyndale dan diedit oleh Coverdale!
The Geneva Bible (1557 [PB], 1560 [whole Bible])
Saat Edward VI, anak Henry menjadi raja, Reformasi datang. Tapi pemerintahannya tidak lama. Ditahun 1553 Mary Tudor, saudara perempuan Edward naik ketahta.34 Dia membalikan dukungan Edward terhadap Protestan, mengembalikan negara kepada Catholicism. Dia secara sistematis mulai membakar baik Alkitab dan orang Protestan. Banyak sarjana Protestan lari dari Inggris ke Geneva, disana teolog reformasi terkenal, John Calvin, hidup. Disana, dia menghasilkan suatu terjemahan Alkitab yang luar biasa, walaupun aslinya muncul dalam ukuran quarto.
Salah satu dari para reformator, William Whittingham (yang menjadi Calvin’s brother-in-law), menyelesaikan terjemahan PB ditahun 1557. Dia dan para reformator lainnya mengerjakan keseluruhan Alkitab ini, dan tiga tahun kemudian PL dan PB yang direvisi muncul.
Arti penting dari Geneva Bible terletak pada beberapa hal berikut:
1. The Geneva Bible merupakan Alkitab berbahasa Inggris pertama yang seluruhnya diterjemahkan dari bahasa Yunani dan Ibrani. Merupakan Alkitab pertama yang diterjemahkan oleh suatu komite. Walaupun masih sangat bergantung pada karya Tyndale, dan bisa dianggap sebagai revisi ketiga dari Alkitab terjemahan Tyndale.35
2. Bersifat Calvinistic dalam catatannya (dan catatan-catatannya sangat banyak), memuliakan Tuhan dan keagunganNya.36
3. Merupakan Alkitab berbahasa Inggris pertama dengan pemisah ayat. Hal ini berlaku, setidaknya untuk PB, bagi edisi keempat Stephanus dari PB Yunani (1551), PB Yunani pertama (atau PB manapun) dengan pembatas ayat.37 Sebagai catatan pinggir, dampaknya tidak langsung sehat, karena tambahan angka ayat mengakibatkan dihapuskannya paragraphing. Hal ini berakibat pada prooftexting atau mengkutip satu ayat keluar dari konteks. Sampai Revised Version ditahun 1881 paragraphing kembali digunakan dalam Alkitab bahasa Inggris (dengan angka ayat diletakan dalam marjin). (Anachronistically, NASB melanjutkan kebijakan sebelumnya, hanya menulis paragraph baru dengan angka tebal.)
4. Merupakan Alkitab pertama yang menggunakan italics secara ekstensif untuk kata-kata yang tidak ada dalam teks aslinya.
5. Merupakan Alkitab yang dibawa dalam perjalanan ke Amerika dan mendarat di Plymouth. Merupakan Alkitab yang digunakan Shakespeare.
6. Alkitab Geneva aslinya dibuat dalam ukuran kuarto, karena dihasilkan di Eropa dan dikapalkan kembali ke Inggris. Maka itu, walau teks dan catatannya ekskuisit, cetakannya kecil dan volumenya tidak elegan. Tapi, walaupun Great Bible yang digunakan dalam gereja, Geneva yang digunakan dirumah.
7. Pengaruh Alkitab ini terhadap KJV sangat besar. Para penerjemah KJV menggunakannya sebanyak mereka menggunakan terjemahan Tyndale’s (tentu saja, banyak terjemahan Tyndale dimasukan kedalam Geneva). Walaupun King James tidak menyukai Geneva Bible, didalam kata pengantar asli bagi KJV terjemahan itu dikutip beberapa kali—tapi setiap kali mengutip, versi Geneva yang dikutip, bukan King James! Ini secara implicit dan pernyataan superioritas Geneva Bible.
8. Alkitab ini juga dikenal sebagai “‘Breeches’ Bible.” Hal ini dikarenakan pada Genesis 3:7 diterjemahkan, Adam dan Eve sewed fig leaves together and made them into “breeches.”38
9. Terakhir, Geneva Bible memiliki sejarah yang panjang. Selama 45-tahun pemerintahan Ratu Elizabeth hampir 100 edisi Geneva Bible diterbitkan! Bahkan limapuluh tahun setelah KJV muncul, Geneva Bible merupakan Alkitab terpopuler di Inggris. Pada akhirnya Alkitab ini tidak bertahan karena alasan politik: raja baru datang dan menginginkan terjemahannya sendiri—Alkitab yang tidak terlalu Calvinistic.
The Bishops’ Bible (1568)
“Keberhasilan Geneva Bible membuat penggunaan Great Bible digereja menjadi tidak mungkin; kekurangannya menjadi terlalu nyata jika berkaca pada versi baru.”39 Tapi Geneva Bible jelas tidak bisa dipakai dalam suatu kerangka gerejawi: terlalu Calvinistic bagi pelayan Inggris dan begitu popular diantara strata bawah yang secara politis tidak tepat untuk menggunakannya dari mimbar!40
The Bishops’ Bible masuk dalam cerita ditahun 1568. Ini merupakan Alkitab mimbar, didasarkan pada Great Bible. Alkitab ini dilihat sebagai revisi keempat dari terjemahan Tyndale. Alkitab ini disebut Bishops’ Bible karena dihasilkan oleh para bishops. Tapi kata-katanya masih terlalu kaku, tidak memuaskan. Bahkan Elizabeth tidak pernah secara resmi mengakui terjemahan ini. Terjemahan Alkitab ini tidak bisa menyaingi Geneva yang telah ada delapan tahun lebih awal dan merupakan terjemahan yang lebih baik. The Bishops’ Bible tidak pernah menyamainya dan cetakan terakhirnya muncul ditahun 1606. Ironisnya, terjemahan ini menjadi dasar resmi yang diberikan para penerjemah King James dalam membuat versi mereka.
The Rheims-Douai Bible (1582 [NT], 1609-1610 [whole Bible])
Setelah pemerintahan singkat Bloody Mary, Elizabeth masuk kedalam cerita sebagai ratu yang baru. Dia adalah seorang Protestant. Kali ini para sarjana Catholic lari ke Eropa! Harus diingat bahwa orang Protestan bukan satu-satunya kelompok yang ditindas. Darah mengalir dikedua arah.
Orang Katolik menginginkan Alkitab berbahasa Inggris sendiri. Ini bukan karena mereka setuju kalau orang awam harus mendapatkan Alkitab dalam bahasa sendiri. Tapi, karena mereka tidak bisa menghentikan orang awam membaca Alkitab, setidaknya jika mereka ingin membaca harus dari suatu versi yang “benar” dari Alkitab. Tapi didalam kata pengantar versi ini, pembacanya ditujukan bagi rohaniwan dan sejenisnya. Orang banyak dihalangi membaca Alkitab, tapi jika mereka mau membacanya, harus Alkitab yang ini.
The Rheims-Douai Bible juga memiliki beberapa pengaruh dalam pengkalimatannya pada KJV.41 Alkitab ini—seperti kasus seluruh Alkitab Katolik sampai pertengahan abad keduapuluh—hanya didasarkan pada Latin Vulgate, bukan langsung dari teks Yunani atau Ibrani. Hal ini dikarenakan Council of Trent (1544) memutuskan kalau Alkitab harus diterjemahkan kedalam bahasa Latin. Hal ini berlangsung sampai Vatican II.
Hal ini membawa kita keawal era baru, yang dimulai dengan KJV. Era pertama penerjemahan Alkitab bahasa Inggris ada didalam tahun 1382—1610, atau hampir 230 tahun. Ini merupakan periode yang ditandai oleh dua hal: disatu sisi, perhatian mendasar bahwa setiap orang Kristen harus memiliki akses kepada kehendak Allah yang dinyatakan dalam Alkitab. Disisi lain, hirarki gereja menghalangi usaha ini—pertama dengan membunuh penerjemah-penerjemahnya dan membakar Alkitab terjemahan mereka. Saat semua itu gagal, terjemahan yang “diotorisasi” dibuat untuk meredakan gelombang ‘bidat’ Protestan.42
1 Seperti yang dikutip oleh C. C. Ryrie in Formatting the Word of God (Dallas: Bridwell Library, 1998) 11.
2 Geddes MacGregor, A Literary History of the Bible (Nashville: Abingdon, 1968) 190.
3 Seperti yang dikutip oleh Ryrie, Formatting, 11.
4 Suatu kalimat dari Jas 3.1, menangkap semangat pernyataan ini.
5 Setelah saya menulis kata-kata ini, saya membaca perlakuan Bruce Metzger terhadap Vulgata dalam Early Versions of the New Testament. Saya terkejut dan senang, saat membaca kembali sentimen Jerome yang ditujukan kepada Paus Damasus dalam kata pengantar revisi keempat kitab Injil (p. 333 in Versions), menggemakan maksud yang sama.
6 Demikian kata Dr. Abdullah Ibn Saleh Al-‘Ubaid dalam kata pengantarnya Interpretation of the meanings of the Noble Qu’rân in the English Language, Summarized in One Volume (Riyadh, Saudi Arabia: Dar-us-Salam Publications, 1995) 11: “Terakhir, Saya ingin menegaskan bahwa terjemahan ini hanyalah terjemahan dari penafsiran arti Al Quran dan tidak bisa dianggap sebagai Al Quran atau dikatakan sebagai Al Quran tapi hanya penafsiran maksudnya, untuk membawanya lebih dekat kepada pikiran non Arab, dengan harapan Allah mungkin merangkul mereka kedalam Belas KasihanNya dengan membuka hati mereka, dan agar mereka bisa masuk kedalam agama Allah.”
7 Ada perdebatan apakah Luther benar-benar memaku ke 95 tesis dipintu gereja, karena terbukti kalau tesisnya itu kemudian dicetak dan disebarkan keseluruh Eropa.
8 Pendahuluan [oleh Donald Brake] dari The Wycliffe New Testament (an Exact Facsimile of Rawlinson 259 in the Bodleian Library of Oxford University; John Purvey’s revision; Portland, OR: International Bible Publications, 1986) v.
9 John Wycliffe, Speculum Secularium Dominorum, Opera Minora, ed. John Loserth (London: Wycliff Society, 1913) 74; mengutip dalam Pendahuluan dari Wycliffe New Testament, vii.
10 Ron Minton, The Making and Preservation of the Bible (n.p.; November, 2000) 216.
11 Oxford MS dalam Bodleian Library, 959 E, kemungkinan edisi pertama asli dari Wycliffe Bible. Gaya bahasanya sangat kaku.
12 Bruce, History, membuat perbandingan yang baik dari kedua edisi dalam Heb 1.1-4, dengan diskusi (15-16).
13 Dikenal sebagai Constitutions of Oxford. See Bruce, History, 20-23.
14 Keputusan ini tidak dijalankan sampai tahun 1428, 43 tahun setelah kematian Wycliffe.
15 F. F. Bruce, History of the Bible in English, 3rd ed. (New York: Oxford University Press, 1978) 12, mencatat bahwa “Prestise dari kepausan sudah turun demikian jauh, sebagian alasannya adalah ‘Babylonian Captivity/pembuangan Babilon’ dari Paus di Avignon, disana mereka menetap dari tahun 1309 sampai 1378, dibawah kontrol raja Prancis, musuh bebuyutan Inggris; alasan lain adalah ‘Great Schism’ yang mengikutinya, dimana hampir selama empat puluh tahun (1378-1417) ada dua Paus yang bersaing, satu di Roma dan lainnya di Avignon, Paus yang satu diakui oleh sebagian kekuatan Eropa dan yang lainnya oleh sebagian Eropa lainnya.”
16 Lebih jauh, ditahun 1523, bishop London, Cuthbert Tunstall, menolak mengijinkan karyanya diselesaikan.
17 “Jika Tuhan menyelamatkan hidupku, selama bertahun-tahun aku akan membuat seorang anak laki-laki yang menarik bajak itu bisa mengenal Alkitab lebih dari sebelumnya” katanya kepada seorang pria beragama ditahun 1523.
18 Salinan ini ditemukan ditahun 1996. Cf. Minton, Making, 226.
19 Cf. Minton, Making, 223.
20 Suatu surat yang ditemukan diabad terkahirnya dari Tyndale sendiri saat dia dipenjara menanti eksekusi. Dia meminta pakaian hangat pada yang menangkapnya karena dia cukup kedinginan, terutama kepalanya. Dia juga meminta apakah bisa mendapat Alkitab bahasa Ibrani dan kamus Ibrani untuk menghabiskan waktu dengan baik. Seperti Paulus (2 Tim 4:13), kita tidak tahu apakah permintaan itu pernah dikabulkan.
21 Kenyataannya, mereka takut kehilangan kontrol. Sekali orang biasa mendapat Alkitab, para pemimpin tidak bisa lagi menafsirkan kehendak Tuhan bagi mereka tanpa perdebatan.
22 Tyndale memang merubah beberapa hal yang jelas menganggu pelayan Katolik: kata “congregation” dari “church”; “elder” dari “priest.” Walau kata ejkklhsiva biasanya dipakai untuk nuansa teksnis dalam PB, Tyndale, dengan beberapa alasan, menerjemahkan itu sebagai “congregation/jemaat.” Ini karena “church/gereja” disaat itu sangat melekat artinya dengan struktur Roma Katolik yang sangat menolak teks itu. Beberapa saat didalam periode Reformasi, saat Gereja Protestan mampu berakar dengan kuat, pembaca bisa melihat kata “gereja” tanpa berpikir tentang Catholicism.
Terjemahannya terhadap kata presbuvtero sebagai “elder/penatua” cukup akurat (cf. Titus 1:5) dan lebih baik daripada “priest” (sacerdos).
23 Bruce, History, 52.
24 Sayangnya, edisi Tyndale tahun 1534 menaruh Comma Johanneum dari edisi ketiga Erasmus tanpa komentar atau catatan, hal ini mungkin juga mempengaruhi KJV khususnya dalam hal ini.
25 Contoh yang menarik tentang hal ini ditemukan dalam 1 Tim 2:12. Dia menerjemahkan sebagai berikut: “I suffer not a woman to teach, neither to have authority over a man: but for [her] to be in silence.” KJV menerjemahkannya “But I suffer not a woman to teach, nor to usurp authority over the man, but to be in silence.” Kunci perbedaannya ada pada penerjemahan aujqentei'n. Tyndale mengartikulasikan itu dengan “have authority,” sedangkan KJV “usurp authority.” Dari apa yang bisa saya tangkap, kata kerja itu tidak memiliki kekuatan dari kata “usurp” sampai Chrysostom memberikannya dalam tafsirannya atas teks ini (cf. Moulton-Milligan, Liddell-Scott-Jones, Knight’s article in NTS [c. 1984], etc.). Lebih jauh, “usurp” bukan arti yang predominant dari aujqentevw sampai abad kesembilan A.D. Tapi karena kata itu muncul kurang dari 125 kali diseluruh literatur Yunani (menurut penelitian TLG database menurut 64 juta kata dari Homer sampai A.D. 1453), para penerjemah KJV kehilangan hal ini. Maka dari itu, mereka bergantung pada Latinnya Erasmus (yang dia tempatkan sebagai koreksi atas terjemahan Jerome) usurpare (Oxford Latin Dictionary memberikan definisi pertama dari kata ini, “mengambil pemilikan (property) dari inisiatif sendiri (dan tanpa klaim hukum yang ketat)”).” Terjemahan Jerome, secara tidak sengaja, adalah dominare (OLD memberi definisi pertama kata kerja ini, “melakukan kedaulatan, bertindak sebagai seorang penguasa”). Maka dari itu, terjemahan Tyndale lebih akurat Yunaninya daripada terjemahan Jerome atau Erasmus (walaupun Jerome cukup literal, karena tidak ada kata kerja dalam bahasa Latin yang berhubungan dengan potestas atau auctoris. Maka itu, jika suatu kata kerja harus digunakan, dominare adalah istilah yang paling netral dan karena itu paling akurat.)
Merupakan hal yang luar biasa kalau sekarang ini orang yang membaca teks ini menganggap KJV lah yang benar. Banyak pengajar wanita membuka pernyataan mereka dengan, “I am not usurping anyone’s authority; this authority has been given me by the elders.” Tapi ini bukanlah maksud dari 1 Tim 2:12. Sebagian besar terjemahan modern mengartikan istilah ini secara netral (cf., e.g., RSV, NKJV, NIV [“have authority”], RV, ASV [“have dominion”], NASB [“exercise authority”], etc. Sangat luar biasa, bahkan NRSV, dengan kecenderungan kuatnya terhadap gender inklusifnya dan egalitarianism [seperti dalam 1 Tim 3:2: “married only once” menjadi “husband of one wife”] disini dibaca “have authority”). Fee, dalam tafsiran singkatnya, mengatakan bahwa kata kerja ini berarti “to domineer” tanpa pembenaran lebih lanjut. Hal ini jelas terlihat seperti petitio principii.
26 Dikutip dalam Bruce, 44.
27 Tyndale’s New Testament: Translated from the Greek by William Tyndale in 1534. In a modern-spelling edition and with an introduction by David Daniell. New Haven: Yale University Press, 1989.
28 “Ini diijinkan sebelum Coverdale Bible (keduanya ditahun 1537) dan melalui pemeliharaan Tuhan, revisi Alkitab Tyndale menjadi yang pertama yang diijinkan oleh raja” (Minton, Making, 235).
29 Seperti Minton, Making, 235. Bruce, History, menganggap Alkitab ini diterjemahkan oleh Bishop Becke (83-84).
30 Jika Rogers dipenggal, mungkin suatu kasus bisa dibuat dimana catatan pada 1 Pet 3.7 menjadi sebab kelemahannya, karena catatan lengkapnya berkata “If [the wife] be not obedient and healpfull unto –her husband, he] endeavoureth to beate the feare of God into her heade, that thereby she maye be compelled to learne her dutie, and to do it.” Tafsiran Bruce, walau menganggap catatan ini dibuat oleh Becke, “Kita berpikir apakah editornya menulis bagian kedua dengan bercanda; walaupun benar demikian, janganlah kita menempatkan humoria ini dalam catatan Alkitab, karena setiap pembaca disuruh memperlakukan seluruh catatan Alkitab secara serius!” (History, 84).
31 The Great Bible melalui tujuh edisi antara tahun 1539 dan 1541. Edisi kedua ditahun 1540 memiliki pengembangan yang paling banyak dari cetakan pertama, terutama dalam kitab-kitab puisi PL (Bruce, History, 70).
32 Ditahun 1542, Upper House of Convocation of Canterbury menuntut suatu revisi Great Bible, agar sesuai dengan Latin Vulgate.
33 Bruce, History, 79.
34 “tidak ada terjemahan Alkitab dibuat saat Edward VI menjadi raja (1547-1553). Edward adalah anak Henry VIII. Suatu usaha pernah dilakukan untuk mengangkat Lady Jane Gray sebagai penerus Edward, tapi Mary Tudor, salah satu anak perempuan Henry (dengan Catherine of Aragon) yang dipilih. Mary meninggal ditahun 1558 dan Elizabeth (saudara tirinya) memulai pemerintahan panjangnya.”
35 Matthew dan Great Bible adalah yang pertama.
36 Tapi, catatan yang secara eksplisit bersifat tafsiran Calvinistic sangat sedikit.
37 Stephanus meletakan angka ayat saat melakukan perjalanan dari Paris ke Lyons. Terkadang hal ini digunakan untuk menjelaskan mengapa ayat-ayat dibagi secara aneh: Stephanus pasti sedang naik kereta saat menandai kebawah angka ayatnya, saat kereta melindas halangan dijalan! Tapi petunjuk aneh ini lebih mungkin dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa dia menulis semua itu saat beristirahat dipenginapan sepanjang perjalanan.
38 Nama lain diberikan kepada beberapa Alkitab diseluruh sejarah. Sebagai contoh, salah satu edisi awal King James disebut “Wicked Bible” karena tidak menambahkan kata “not/tidak” dalam perintah ketujuh (Exod 20:14): “Engkau boleh melakukan perzinahan / Thou shalt commit adultery”!
39 Bruce, History, 92-93.
40 So Minton, Making, 243.
41 Suatu draft awal dari suatu esay dalam Catholic Biblical Encyclopedia, dibuat oleh tim sarjana internasional, terlalu melebihkan pengaruh Rheims-Douai pada KJV, dan lalai menyebutkan apapun pengaruh Tyndale pada KJV! Saya mencacat hal ini dalam pandangan saya tentang draft awal yang dikirimkan kepada saya oleh editor seniornya; bisa dilihat apakah koreksi telah dibuat.
42 Hal ini bisa berarti lebih: Anglican bishops juga tidak nyaman dengan terjemahan-terjemahan Protestant.
BAGIAN KEDUA
MASANYA KING JAMES (MASA KEELOKAN)
March 2001
Catatan Editor: Ini adalah bagian kedua dari empat bagian ceramah yang dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley Bible Lectureship. Kami harap bisa mendapat ijin untuk semua ceramah seperti rekaman audio pada Biblical Studies Foundation website. Disini ada beberapa audio dari serial tentang Textual Criticism series Dr. Wallace. Dr. Wallace bersedia sebagai pembicara seminar mengenai “Sejarah Alkitab Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik, hubungi dia di email untuk detailnya.
Pengantar: Kita mengakhiri bagian pertama dengan dua terjemahan Alkitab yang bersaing: the Bishops’ Bible yang digunakan dalam gereja, dan Geneva Bible yang dibaca dirumah-rumah. Sejauh ini, Geneva Bible lebih popular, dan menciptakan masalah bagi pelayan: mereka butuh suatu terjemahan dalam gereja yang bisa ditujukan juga oleh orang banyak.
A. Pembuatan Authorized Version
1. The Hampton Court Conference
Kesempatan membetulkan masalah ini muncul saat kematian Ratu Elizabeth ditahun 1603 dan monarki yang baru masuk kedalam cerita. James VI telah memerintah Scotland selama tigapuluh tujuh tahun (37) saat dia menjadi James I of England.
January berikutnya (1604) raja memanggil para pemimpin agama negara ke Hampton Court untuk mengutarakan segala kendala gereja. Kelihatannya masalah terpenting yang terselesaikan di pertemuan ini adalah resolusi
Bahwa satu terjemahan Alkitab akan dibuat secara keseluruhan, sesuai dengan teks asli Yunani dan Ibrani; dan ini akan dipersiapkan dan dicetak, tanpa catatan pinggir, dan hanya digunakan diseluruh Gereja Inggris disaat pelayanan gerejawi.1
Dokumen asli yang mengotorisasi terjemahan baru ini disimpan dalam Manuscript Room di Cambridge University. Saya mendapat kesempatan untuk melihatnya saat tinggal di Cambridge dihari sabbatical saya yang terakhir (1995), tapi tidak pernah saya lakukan. Alasannya bukan kurang tertarik, tapi ada banyak MSS lain yang penting untuk dilihat sehingga tidak punya waktu untuk melihatnya!2 Jika saya tahu akan memberi pelajaran ini pada anda semua, saya pasti akan menyempatkan diri melihat dokumen terkenal dari Hampton Court!
Proposal untuk membuat sebuah terjemahan baru datang dari seorang Puritan, Dr. John Reynolds. Walaupun tidak semuanya setuju, hal ini berakhir dengan persetujuan James. Hal ini menyelesaikan masalah. Saat itu raja berkata, “Saya tidak pernah melihat sebuah Alkitab yang diterjemahkan dengan baik dalam bahasa Inggris; tapi menurut saya, dari semuanya, Geneva adalah yang terburuk”!3
Mengapa James begitu tidak menyukai Geneva Bible? Lagi pula Alkitab ini telah menjadi Alkitab resmi di Scotland selama pemerintahannya disana. Ketidaksukaannya lebih berkaitan dengan catatan-catatan didalamnya bukan pada terjemahannya. Dia secara eksplisit menyebutkan tafsiran pada Exodus 1.19 sangat bermasalah: catatan pinggir Geneva mengatakan bahwa istri Ibrani dibenarkan untuk tidak mematuhi perintah raja untuk membunuh seluruh anak bayi laki-laki Ibrani.
Dengan kata lain, dorongan untuk menghasilkan King James Bible (atau, yang sering disebut di Inggris, Authorized Version) datang dari dua kelompok, satu keagamaan dan yang lain politik—keduanya berada dirantai makanan teratas. Tapi tidak bisa juga dikatakan bahwa motive untuk menghasilkan karya besar ini adalah lebih pada melindungi status quo daripada memenuhi kebutuhan orang. Dalam hal ini, King James Bible mirip versi Roman Catholic Rheims-Douai daripada pendahulu Protestannya diabad keenambelas.
2. Prosedur Para Penerjemah
James antusias tentang proyek baru ini dan memimpin sendiri kegiatannya. Faktanya, sejauh yang kita tahu, dia menulis aturan siapa yang menjadi penerjemah, bagaimana pengaturannya, dan prinsip yang harus mereka ikuti. Tapi dia tidak menerjemahkan—sebaliknya banyak orang berpikir King James Bible adalah versi yang diterjemahkan oleh dia!
James menugaskan lima panel sarjana untuk melakukan tugas ini: tiga bagi PL, dua untuk PB, dan satu untuk Apocrypha. Dua tim bertemu di Oxford, dua bertemu di Cambridge, dan dua di Westminster Abbey. Seluruhnya, ada empatpuluh tujuh (47) orang yang mengerjakan versi baru ini.
Salah satu aturan yang harus diikuti para penerjemah patut diketahui: (1) Walau penerjemah harus betul-betul melihat teks Yunani dan Ibrani, mereka harus mengambil pengkalimatannya dari Bishops’ Bible sebisa mungkin. (2) Versi ini tidak boleh memiliki catatan pinggir—kecuali catatan yang menjelaskan kata-kata Yunani dan Ibrani atau cross-referenced bagi bagian lain. Tapi para penerjemah tidak benar-benar mengikuti aturan ini, terutama yang pertama.
3. Dasar Tekstual
Para penerjemah tidak melihat pada manuscripts Yunani atau Ibrani manapun saat mengerjakan revisi mereka. Sebaliknya, mereka mendasarkan karyanya pada teks yang sudah diterbitkan. Dasar tekstual PL tidak terlalu berubah sejak abad keenambelas, tapi teks PB telah melalui begitu banyak perubahan. Teks yang digunakan para penerjemah King James pada prinsipnya teks Stephanus dari tahun 1550 (edisi ketiga), yang sangat bergantung pada edisi ketiga Erasmus dari tahun 1522—teks Yunani yang sama yang digunakan Tyndale. Kita sebentar lagi akan berbicara lebih banyak tentang teks Yunani dibelakang Authorized Version saat kita berbicara tentang masalah yang dihadapi KJV.
4. Pengaruh
KJV bukanlah terjemahan yang benar-benar baru, tapi revisi dari karya sebelumnya. Walau Alkitab ini dimaksudkan untuk didasarkan pada Bishops’ Bible—hanya beda jika diperlukan—sebenarnya sangat dipengaruhi oleh banyak terjemahan. Di Oxford University ada suatu manuscript yang memberi kita gambaran singkat kedalam pekerjaan penerjemahan—hampir ‘behind the scenes/dibelakang layar,’ sebagaimana aslinya. Manuscriptnya adalah salinan dari kitab-kitab Injil dari Bishops’ Bible yang digunakan oleh para penerjemah melalui berbagai tingkatan revisi. Anda bisa mendeteksi berbagai kelompok yang mengerjakan dokumen itu. Catatan tulisan tangan meningkatkan hampir seluruh ayat dari teksnya. Tim pertama membuat revisi dengan tangan, menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang relatif singkat. (Jika KJV muncul ditahun 1608, saat revisi pertama keseluruhan Alkitab selesai, maka akan terlihat seperti sebuah Alkitab revisi dari Bishops’ Bible. Tapi ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan kemudian.) Kemudian, manuscriptnya dikirim untuk revisi akhir oleh komite. Mereka akan meningkatkan teksnya lebih jauh. Salah satu aspek yang paling menarik dari pekerjaan ini adalah saat manuscript melewati tahapan revisi, versi barunya semakin terlihat tidak seperti Bishops’ Bible tapi semakin seperti Tyndale!4
Selain terjemahan Tyndale, Geneva Bible juga memiliki pengaruh besar pada KJV—terutama dalam kitab-kitab PL yang tidak diterjemahkan Tyndale. Lebih jauh, didalam kata pengantar aslinya KJV kutipan Alkitab banyak dilakukan—dan setiap kali pengutipan dilakukan versi Geneva yang dikutip, bukan King James!
Dan yang mungkin paling mengejutkan, Rheims-Douai version juga memiliki pengaruh. Perjanjian Lama diselesaikan hanya setahun atau dua tahun sebelum KJV dipublikasikan—terlalu terlambat untuk memiliki pengaruh. Tapi PBnya Katolik telah ada ditahun 1582, dan memiliki pengaruh atas Authorized Version dibeberapa bagian. Selain menggunakan beberapa bahasa dari PBnya Katolik—terutama Latinisms, atau istilah tradisi gereja—KJV juga mengikuti dasar tekstual dari Rheims-Douai—yaitu Latin Vulgate—dihampir 100 bagian. Disepuluh bagiannya, Authorized Version “meninggalkan seluruh manuscripts Yunani yang dikenal bagi Latin Vulgate.”5
Tapi KJV masih lebih dekat ke Geneva dan Tyndale daripada terjemahan lainnya. Alkitab ini bisa dibilang sebagai revisi kelima dari Tyndale. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, 90% terjemahan PBnya King James sebenarnya merupakan terjemahan Tyndale. Dua pernyataan yang pernah dibuat tentang pengaruh Tyndale layak diulangi. Pertama, Prof. Isaacs berkata:
“[Tyndale] Ketepatannya, kesederhanaan frasenya, rhytmnya yang baik, memberikan otoritas pada kata-kata terjemahannya yang berdampak pada versi berikut.… sebagian besar Authorized New Testament tetap dari Tindale, dan tetap yang terbaik.”6
Kedua, pendahuluan dari cetak ulang PBnya Tyndale menyatakan: “Kekaguman tetap disuarakan mereka yang menyiapkan 1611 Authorized Version bagi Raja James dengan satu suara—seperti suatu keajaiban. Tentu saja mereka melakukannya: maksudnya adalah (walau tidak pernah diakui oleh mereka) Tyndale.”7
Disaat yang sama, para penerjemah King James dengan susah payah mengerjakan terjemahan dan menghasilkan suatu karya yang benar-benar baru. Dibanyak kejadian, usaha ini mengorbankan akurasi terjemahan Tyndale untuk bisa mendapat pengkalimatan yang lebih elegan. Terlihat jelas dari perbandingan PBnya King James dengan Tyndale dimana prinsip utama dari para penerjemah King James bukan kesetiaan pada bahasa asli Yunaninya, tapi keindahannya dalam bahasa Inggris.
Saat tiba di Apocrypha, King James mengikuti leluhur Protestan bukannya tradisi Katolik dalam meletakan Apocrypha yaitu diakhir PL.
B. Publikasi dan Penerimaan
Saat Authorized Version pertama kali muncul, diterbitkan dengan beberapa catatan pinggir. Catatan-catatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk menjelaskan kata Ibrani atau Yunani, tapi memiliki tujuan yang berbeda. Lebih dari 6500 catatan muncul dalam PL, sebagian besar untuk memberi suatu “arti yang lebih literal dari bahasa aslinya, Ibrani.”8 Apocrypha menambah lebih dari 1000 catatan, dan PB hampir 800. Semuanya, hampir 8500 catatan pinggir dalam 1611 KJV. Dibeberapa kejadian, catatan menunjukan variasi tekstual. Sebagian besar catatan menjelaskan pada pembaca kalau para penerjemah tidak menentukan arti aslinya. Arti pentingnya disini adalah kepekaan para penerjemah terhadap para pembacanya.
Didalam kata pembukaan diberi judul, “Penerjemah kepada Pembaca,” “Mereka mengatakan bahwa sebagian pembaca [mungkin] salah kira tentang arti alternatif yang diberikan oleh catatan itu, atas dasar hal ini bisa mengguncang otoritas Alkitab dalam menentukan hal kontroversial.”9
Tapi para penerjemah ini tidak berilusi kalau tafsiran mereka merupakan kata akhir dari Firman Tuhan. Mereka tahu kalau penemuan dan penyelidikan selanjutnya bisa menjelaskan arti aslinya. Sayangnya, kata pengantar ini tidak lagi dicetak dalam KJV. Dikeluarkannya hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa beberapa kelompok agama percaya KJV adalah satu-satunya Alkitab yang diinspirasi, bahwa KJV sempurna secara keseluruhan. Seperti kata seorang sarjana, “Sebagian orang lebih memilih penampakan yang salah daripada keraguan yang jujur.”10
Diabad berikutnya, berbagai penelitian dan penemuan besar sangat menolong kita mengerti lebih baik teks aslinya. Penerjemahan selalu membutuhkan pembaharuan saat penemuan arkeologi dan manuscript baru terjadi.
Kata pengantarnya secara eksplisit menolak anggapan kalau Authorized Version sudah sempurna. Pernyataan aslinya penting untuk dimengerti; dengarkan apa yang dikatakan:
Bagi mereka yang menemukan kekurangan didalamnya [karya para penerjemah], jawabannya adalah kesempurnaan tidak pernah bisa dicapai oleh manusia, tapi Firman Tuhan bisa dikenali dalam terjemahan yang sungguh-sungguh dari Alkitab, seperti perkataan raja kepada Parlemen tetap merupakan perkataan raja walau sudah diterjemahkan kedalam bahasa lain, walau diterjemahkan kata per kata, dan walaupun pengkalimatannya bisa ditingkatkan. Bagi mereka yang mengeluh kalau [para penerjemah] membuat banyak perubahan berkaitan dengan versi Inggris yang lama, jawabannya adalah revisi dan koreksi memang seharusnya begitu. Seluruh sejarah penerjemahan Alkitab kedalam berbagai bahasa adalah suatu sejarah pengulangan revisi dan koreksi. 11
Beberapa pengamatan atas pernyataan ini. (1) Para penerjemah tidak menyamakan karya mereka dengan Firman Tuhan yang diinspirasi; mereka secara eksplisit menolak kesempurnaan KJV. (2) Mereka dengan terbuka mengakui didalam terjemahan Alkitab yang terburuk sekalipun hal ini tetap dianggap Firman Tuhan. (3) Mereka membuat perbedaan kualitas antara teks yang ditulis dalam satu bahasa dan terjemahannya. Mengenai Alkitab, mereka mengakui hanya teks aslinya, Yunani dan Ibrani yang diinspirasi (4) Mereka secara implicit mengakui revisi selanjutnya dari karya mereka sendiri, karena sifat penerjemahan Alkitab melibatkan “suatu sejarah revisi dan koreksi yang terus berulang.”
Sayangnya, banyak orang dimasa kita yang membela pemakaian “King James Saja” menolak keempat hal diatas. Alasan tindakan mereka adalah mereka tidak pernah membaca tulisan “Penerjemah kepada Pembaca.” Tapi beberapa tahun lalu, kata pengantar itu tersedia terpisah, diterbitkan oleh American Bible Society. Didalamnya ada pengkalimatan lama dan juga versi updated-nya, bersama dengan komentar lengkap.
Terakhir, ditahun 1611, Authorized Version diterbitkan.
Bagaimana penerimaannya? Mungkin mengejutkan bagi kita dimasa kini bahwa tidak ada sambutan bagi terjemahan ini saat diterbitkan. Sebagian orang, pada awalnya, mengkritiknya terlalu sederhana, terlalu mudah dimengerti! Ini terutama dikatakan oleh Roma Katolik. Mengantisipasi kritik ini, kata pengantara awal berpendapat bahwa terjemahan ini bermaksud “menunjukan obsurdsitas paus …” Kata pengantar berlanjut dengan mengkritik Rheims-Douai version:
[Katolik memiliki] tujuan untuk menggelapkan arti, [walaupun] mereka harus menerjemahkan Alkitab, tapi bahasanya menghalangi pengertian. Tapi kita ingin agar Alkitab berbicara sendiri, … agar bisa dimengerti bahkan yang paling vulgar sekalipun.”
Kita akan melihat lagi masalah ini saat membahas masalah yang dihadapi KJV.
Versi baru ini juga dikritik karena ketidak-akuratannya. Pengkritik yang paling keras adalah Dr. Hugh Broughton, seorang sarjana Ibrani tingkat tinggi. Broughton, sebenarnya sangat masuk syarat dalam tim penerjemah, kecuali satu hal: dia terlalu cantankerous! Seperti kata F. F. Bruce, “dia tidak dihalangi berkolaborasi dengan yang lainnya, dan pasti akan terbukti sebagai rekan yang tidak mungkin. Mungkin dia kecewa tidak diundang untuk ikut serta, dan saat versi baru muncul, dia mengirim kritik kesalahsatu pengawal raja:
Alkitab ini … dikirim kepada saya untuk diperiksa: yang menghasilkan kesedihan didalam saya yang mendukakan saya saat bernafas, terjemahannya sangat buruk. Katakan pada Yang Mulia kalau saya lebih baik menyewa tempat buruk dengan kuda liar, daripada mendapat terjemahan seperti ini kepada gereja. … edisi baru terpikir oleh saya. Saya menyarankan untuk membakarnya.12
Tidakkah anda menyukainya? “Ayolah! Jangan memukul—Katakan apa yang sebenarnya anda pikirkan!” Alasan mendasar mengapa Broughton tidak menyukai KJV adalah karena lebih terlihat seperti Bishops’ Bible bukannya Geneva.
Tapi, tidak semua orang bersikap seperti dia. Walau memerlukan limapuluh tahun bagi KJV untuk menggantikan Geneva dalam hal popularitas, nilainya—rhythm, elegance, frasa yang berdiam dalam pikiran seseorang—pada waktunya “menjadikan [the King James] sebagai versi bagi gereja dan rumah, penggunaan umum dan pribadi, melebihi Bishops’ Bible dan Geneva Bible.”13
C. Edisi
Salah satu fakta ironis tentang KJV adalah tidak mungkin secara jujur bicara tentang cetakan pertama, karena tidak ada yang namanya cetakan pertama! “Proses revisi dan koreksi dimulai sejak tahun 1611, … bahkan sebelum edisi pertama selesai dicetak dan disatukan. Halaman-halaman kedua edisi [edisi pertama dan edisi koreksi kedua]… kelihatannya secara tidak sengaja tercampur sebelum disatukan.”14
Maka dari itu, edisi pertama KJV lebih merupakan suatu gabungan edisi pertama dan kedua. Tapi ada cara untuk mengatakan apakah seseorang memiliki edisi “pertama-kedua” atau edisi keduanya. Saya tidak ingin mengatakannya secara detil disini. Saya pernah melihat contoh terbaik apa yang bisa disebut edisi “pertama” KJV yang masih ada sampai sekarang. Edisi itu menjadi bagian dari koleksi pribadi di Texas.
Selain dua edisi ini, Authorized Version melalui setidaknya dua tahun lagi. Didalam tiga tahun pertama, terjemahan ini melewati empatbelas edisi kecil karena kesalahan yang sering terjadi dalam proses penerjemahan, revisi, dan pencetakan. Tapi ini bukan revisi seperti standar masa kini. Dua usaha besar diselesaikan ditahun 1629 dan 1638. Selama limapuluh (50) tahun “kebutuhan dikemukakan dan usaha dibuat untuk merevisinya secara resmi sekali lagi”—kali ini lebih menyeluruh daripada dua revisi sebelumnya. Tapi Parlemen memutuskan untuk tidak menjawab dorongan ini saat Charles II naik tahta tahun 1660. Perpindahan angin politik menandai revisi ketiga KJV. Setelah itu terjemahan ini tidak melalui revisi besar selama 100 tahun. Ditahun 1762 dan 1769, KJV direvisi untuk ketiga dan keempat kalinya.
Secara keseluruhan, hampir 100,000 perubahan dibuat terhadap 1611 KJV. Sebagian besar merupakan koreksi kecil (sebagian besar pada pengkalimatan dan tanda baca), tapi setidaknya fakta ini menunjukan ketidakmungkinan adanya gereja atau orang Kristen yang mengklaim, “Kita hanya membaca 1611 King James Version yang asli sebagai Kitab Suci”!
Dengan seluruh revisi yang dibuat terhadap terjemahan ini sepanjang abad, kesalahan mesin cetak masuk dalam daftar. Walaupun tujuan mesin ini untuk menghilangkan kesalahan, setiap mesin cetak KJV malah menambah lebih banyak kesalahan!
Sebagai contoh, didalam edisi 1611 yang disebut ‘Judas Bible’ dicetak: didalam Matt 26.36, KJV mencetak kalau Yudas dan para muridnya pergi kesuatu tempat yang disebut Getsemani—walaupun Yudas telah menggantung dirinya dipasal sebelumnya!
Edisi pertama Authorized Version disebut ‘Basketball Bible’ karena menulis ‘hoopes’ bukannya ‘hookes’ dalam membangun Tabernacle.
Edisi tahun 1716 menulis perkataan Yesus dalam John 5.14 “sin on more” bukannya “sin no more”!
Tahun berikutnya, sebutan ‘Vinegar Bible’ yang terkenal muncul; nama ini melekat pada percetakannya karena judul pasal Luke 20 “The Parable of the Vinegar” bukannya “Parable of the Vineyard.”
Ditahun 1792, Philip, bukannya Petrus, yang menyangkal Tuhan tiga kali dalam Lukas 22.34.
Tiga tahun kemudian ‘Murderer’s Bible’ dicetak: Alkitab ini disebut seperti ini karena didalam Mark 7.27 Jesus dilaporkan berkata kepada wanita Syro-Phoenician, “Let the children first be killed” bukannya “Let the children first be filled”!
Ditahun 1807 edisi Oxford mencetak perkataan dalam Heb 9.14, “Purge your conscience from good works” bukannya “Purge your conscience from dead works.”
Pencetakan KJV ditahun 1964 mengatakan kalau wanita harus “adorn themselves in modern apparel” bukannya “modest apparel” dalam 1 Tim 2.9.
Tapi tidak satupun kesalahan cetak diatas yang bisa menyamai cetakan Alkitab ini ditahun 1653 atau 1631. Mereka merupakan dua ‘Evil Bible /Alkitab Jahat’ dalam sejarah King James, karena keduanya mengeluarkan kata “tidak / not” dari kata kunci. Edisi tahun 1653—dikenal sebagai ‘Unrighteous Bible’—mencetak “the unrighteous shall inherit the kingdom of God” dalam 1 Cor 6.9. Dan edisi tahun 1631, ‘Wicked Bible,’ menuliskan perintah ketujuh dari sepuluh perintah sebagai “Thou shalt commit adultery”!
Wicked Bible menjadi suatu hal yang begitu memalukan bagi Gereja Anglikan sehingga archbishopnya memerintahkan untuk dibakar, dan dia mendenda pencetaknya, Robert Barker, sebesar 300 pounds—bukan jumlah kecil dimasa itu. Barker, yang menjadi pencetak raja sejak Authorized Version muncul, meninggal empat belas tahun kemudian dalam penjara penagih hutang.
Tidak hanya kesalahan pencetakan yang aneh, tapi beberapa kesalahan dalam edisi 1611 tidak pernah dirubah. Sebagai contoh, didalam Acts 7.45 dan Heb 4.8 nama “Jesus” muncul saat yang dimaksud adalah Joshua! Hebrews 4.8 dalam Authorized Version dicetak, “For if Jesus had given them rest, then would he not afterward have spoken of another day.” Bagian ini sebenarnya mengatakan walau Yosua membawa umatnya ketahan perjanjian, tapi dia tidak bisa memberi mereka tempat kekal yang mereka butuhkan. Tapi dengan “Jesus” yang dicetak, KJV mengatakan bahwa Jesus tidak cukup, dia tidak bisa menyelamatkan orang dari dosa mereka. Didalam bahasa Yunaninya, baik ‘Joshua’ dan ‘Jesus’ ditulis dalam cara yang sama— jIhsou'. Masalahnya bukan variasi tekstual, tapi tidak memperhatikan detil penafsiran teks.
Atau perhatikan Matt 23.24 dari Authorized Version dicetak, “Ye blind guides, which strain at a gnat, and swallow a camel.” Teks Yunaninya memiliki arti “strain out a gnat”—bukannya “at a gnat.” Maksud Yesus sama seperti yang dikatakannya dalam Luke 6.41— “Why do you see the speck in your neighbor’s eye, but do not notice the log in your own eye?” Para pemimpin agama berfokus pada masalah kecil orang lain tanpa peduli pada masalah besar dalam hidup mereka.15
Sekarang, tolong mengerti: Saya tidak menunjukan kesalahan-kesalahan ini untuk mengejek KJB! Tapi saya juga tidak ingin setiap orang berilusi kalau terjemahan ini sudah sempurna. Tidak ada terjemahan yang sempurna—apakah KJV, RSV, NIV, ataupun NET Bible.
Faktanya, untuk adil, ijinkan saya menyebut beberapa kesalahan dalam pencetakan kedua PBnya NET Bible, tahun 1998. Terjemahan ini memiliki lebih banyak catatan daripada Alkitab lain dalam sejarah. Ada sekitar setengah juta catatan untuk PBnya saja! Dan salah satunya, pengetiknya secara tidak sengaja mengetikkan ‘s’ kedua saat menulis kata sambung ‘as.’ Saya tidak ingin mengejanya bagi anda, tapi anda bisa membayangkan nama edisi NET Bible jadinya! Tidak hanya itu, tapi sebagai editor senior PB NET Bible, saya bertanggung jawab penuh atas catatan-catatan ini. Selain itu, saya yang mengetik kata ini!
D. KJV sebagai Literature16
Selain masalah percetakan KJV, terjemahan ini bertahan dalam ujian waktu. Terjemahan ini disebut “the single greatest monument to the English language / suatu monumen bahasa Inggris terbesar.” Seorang sarjana menulis, “Supremasi King James salah satunya adalah gaya bahasa, bukan keilmiahannya. Orang yang membuatnya tidak berencana menghasilkan suatu karya tulis klasik—klasik kadang dipesan. Tapi mereka menghasilkannya: mungkin satu-satunya karya klasik yang dihasilkan oleh suatu komite …”
Leland Ryken, professor of English literature di Wheaton College, berbicara mengenai “pilihan orang diabad kita akan tulisan King James Bible dibanding terjemahan modern.”17
Ahli bahasa Mario Pei mengamati, “The King James Bible dan Shakespeare bertanggung jawab atas lebih dari setengah klise bahasa kita dan juga stok frase.”
H. L. Mencken, bukan teman kekristenan, menyatakan kalau KJV “tidak terbantahkan merupakan buku yang paling indah didunia.”
Saya bisa mengutip berbagai penulis yang memandang tinggi Authorized Version dibanding buku lainnya. Apa yang membuat King James bagitu baik? Dengan satu kata elegance.
KJB memiliki rhythm, keseimbangan, dignity, dan kekuatan gaya bahasa yang tidak terbandingkan dalam terjemahan lainnya. Atau, seperti kata Leland Ryken, puncaknya adalah memorability-nya (diingat). Tidak ada terjemahan manapun dimasa kini yang mendominasi pikiran orang seperti yang pernah dilakukan King James dimasa lalu.
Sejujurnya, keyakinan saya adalah setiap orang Kristen seharusnya memiliki satu Alkitab King James. Mungkin bukan yang paling akurat, tapi paling elegant. Anda hanya menolak kekayaan literature dan warisan agama anda jika tidak memiliki dan membaca sebuah Alkitab King James.
Saya ingin menutup pembahasan ini dengan pembacaan 1 Cor 13 dari King James Bible.
1Cor. 13:1 Though I speak with the tongues of men and of angels, and have not charity, I am become as sounding brass, or a tinkling cymbal.
1Cor. 13:2 And though I have the gift of prophecy, and understand all mysteries, and all knowledge; and though I have all faith, so that I could remove mountains, and have not charity, I am nothing.
1Cor. 13:3 And though I bestow all my goods to feed the poor, and though I give my body to be burned, and have not charity, it profiteth me nothing.
1Cor. 13:4 Charity suffereth long, and is kind; charity envieth not; charity vaunteth not itself, is not puffed up,
1Cor. 13:5 Doth not behave itself unseemly, seeketh not her own, is not easily provoked, thinketh no evil;
1Cor. 13:6 Rejoiceth not in iniquity, but rejoiceth in the truth;
1Cor. 13:7 Beareth all things, believeth all things, hopeth all things, endureth all things.
1Cor. 13:8 Charity never faileth: but whether there be prophecies, they shall fail; whether there be tongues, they shall cease; whether there be knowledge, it shall vanish away.
1Cor. 13:9 For we know in part, and we prophesy in part.
1Cor. 13:10 But when that which is perfect is come, then that which is in part shall be done away.
1Cor. 13:11 When I was a child, I spake as a child, I understood as a child, I thought as a child: but when I became a man, I put away childish things.
1Cor. 13:12 For now we see through a glass, darkly; but then face to face: now I know in part; but then shall I know even as also I am known.
1Cor. 13:13 And now abideth faith, hope, charity, these three; but the greatest of these is charity.
1 Seperti yang dikutip oleh Bruce, History, 96.
2 Yang paling utama adalah Codex Cantabrigiensis (a.k.a. Codex Bezae), yang bisa saya lihat—walaupun prosedurnya perlu tiga minggu untuk mendapat ijin! Peter Head dan saya menghabiskan setengah hari melihat dokumen-dokumen luar biasa ini, dan menjadi orang pertama yang mendapat ijin melihatnya dalam empat tahun terakhir karena kondisinya yang rapuh.
3 Ibid. (italics added).
4 Untuk dokumentasi tentang hal ini, lihat Allen and Jacobs, The Coming of the King James Gospels. Mengenai surat-surat dan Wahyu, lihat David Norton, “John Bois’ Notes on the Revision of the King James Bible New Testament: A New Manuscript,” The Library 18.4 (1996) 328-46. Lihat diskusi singkat dari artikel ini dalam Minton, Making, 309.
5 Minton, Making, 315. Tentu saja, beberapa pengkalimatannya juga ditemukan dalam teks Yunani Erasmus, terutama dalam enam ayat terakhir Wahyu.
6 Dikutip dalam Bruce, 44.
7 Tyndale’s New Testament: Translated from the Greek by William Tyndale in 1534. In a modern-spelling edition and with an introduction by David Daniell. New Haven: Yale University Press, 1989.
8 Seperti yang dikutip dalam Minton, Making, 351.
9 Bruce, History, 102-3.
10 Ibid., 103.
11 Ini dikutip dari Bruce, History, 101, tapi juga tersedia dari ABS.
12 Bruce, History, 107.
13 Ibid., 106.
14 Minton, Making, 330. Dia juga menambahkan beberapa informasi menarik lainnya!
15 Kemungkinan kalau ‘strain at’ dalam edisi 1611 Inggrisnya berarti ‘strain out’ (demikian dalam OED). Tapi, itu arti yang jarang dan seharusnya sudah dirubah dalam revisi berikutnya. Tapi, kesalahan ini tetap ada dalam teks dihampir setiap cetakan KJV. (Lihat Minton, Making, 350, untuk pengecualian.)
16 Kutipan berikut diambil dari catatan kuliah Leland Ryken atas KJV yang diberikan kepada saya dibulan February 2001.
17 p. 12.
Dari KJV sampai RV (Dari Elok ke Akurat)
Study By: Daniel B. WallaceKata Pengantar: Ini adalah bagian ketiga dari empat bagian ceramah yang dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley Bible Lectureship. Kami harap bisa mendapat ijin untuk semua ceramah seperti rekaman audio pada Biblical Studies Foundation website. Disini ada beberapa audio dari serial tentang Textual Criticism series Dr. Wallace. Dr. Wallace bersedia sebagai pembicara seminar mengenai “Sejarah Alkitab Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik, hubungi dia di email untuk detailnya.
270-Tahun KJV Digunakan
Walaupun sebagian orang berpikir KJV tidak punya saingan sampai tahun 1881, hal ini tidak benar. Setelah tahun 1611, penerjemahan Alkitab terus berkembang.
- Ditahun 1703 Daniel Whitby melakukan paraphrase bagi KJV.
- Edward Wells, ditahun 1724, membuat revisi terhadap AV yang disebut The Common Translation Corrected.
- Ditahun 1729 Daniel Mace juga melakukan versi koreksi terhadap KJV.
- William Whiston menghasilkan Primitive New Testament ditahun 1745, mengubah KJV menjadi lebih dekat kepada MSS Yunani kuno. Dia mengikuti teks barat, dan menghasilkan satu-satunya PB berbahasa Inggris yang didasarkan pada teks barat.
- John Wesley membuat terjemahan ditahun 1768.
- Ditahun yang sama, Edward Harwood menghasilkan terjemahan yang aneh, dimana Doa Bapa Kami tidakdimulai dengan, “Our Father, which art in heaven,” tapi: “Thou great governour and parent of universal nature.” Kelihatannya inilah terjemahan peka gender pertama!
- Perbedaan menjadi wanita pertama yang menerjemahkan Alkitab kedalam bahasa Inggris ditujukan pada Helen Spurrell, yang ditahun 1885 menerbitkan suatu versi PL yang diterjemahkan seluruhnya dari teks Ibrani yang tidak dikatakan—yaitu Alkitab Ibrani yang hanya punya konsonan, tidak ada vowels.
- Banyak orang lain lagi yang juga menerjemahkan. Charles Thompson, Samuel Sharpe, Isaac Leeser, A. Benisch, J. N. Darby, Robert Young, Joseph Bryant Rotherham, Thomas Newberry, W. J. Conybeare and J. S. Howson, dan Henry Alford semua menghasilkan versi mereka sendiri.
- Tapi ada kecenderungan umum di seluruh terjemahan ini yang menghalangi mereka mengalahkan KJV: setiap versi dihasilkan oleh satu individu , bukan sebuah komite. Henry Alford, the Dean of Canterbury, menerbitkan sebuah revisi AV ditahun 1869. Tapi dia tidak berilusi bisa menggantikan tempat KJ. Perkataannya atas karyanya mencerminkan yang lainnya:
“Tidak mungkin,” kata Alford, “kerja satu orang bisa memenuhi persyaratan menjadi suatu versi Alkitab yang bisa diterima.”
Alford sebenarnya menyatakan harapan bahwa sebuah Royal Commission bisa ditunjuk untuk merevisi AV. Hanya setahun setelah terjemahannya muncul, Convocation of Canterbury memutuskan untuk memulai revisi KJV. Alford mungkin seorang nabi! Dia tepat dalam hal nubuat jangka pendek—jadi dia lolos ujian pertama; mari kita lihat bagaimana dengan nubuat jangka panjangnya …
Alford tidak hanya memperhatikan bahasa dari KJV; dia begitu terganggu dengan dasar tekstualnya. Dia mengenal teks Yunani yang ada dibelakang KJ sangatlah tidak mencukupi (kita akan membahasnya kemudian). Mengantisipasi kritik-kritik yang akan datang dari pembela KJ, dia mencatat bahwa banyak dari kritik-kritik ini lahir dari ketidakpedulian—dari suatu kegagalan mengenali perubahan yang telah dibuat “merupakan suatu tindakanketaatan yang jujur terhadap kesaksian, atau kebenaran maksudnya.”1 Alford berpendapat “seorang penerjemah Firman Kudus haruslah … siap mengorbankan teks pilihan, dan bukti terjelas dari doktrin, jika kata-katanya bukan yang diyakininya sebagai kesaksian tentang Tuhan.”
Didalam pernyataannya, Alford mengantisipasi dan menjawab kritik-kritik pendukung King James selama 130 tahun kedepan! Saya rasa dia benar-benar seorang nabi!
Tapi selain dari revisi dan penerjemahan yang dilakukan oleh individu, tidak ada Alkitab berbahasa Inggris yang muncul diantara tahun 1611 dan 1881. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana King James bisa tetap bertahta (dipakai) selama 270 tahun?
Pada dasarnya ada delapan alasan mengapa AV (atau Authorized Version, sebutannya di Inggris) tidak tertandingi selama itu.
1. Tidak seperti Geneva Bible, Alkitab terjemahan ini dihasilkan di Inggris.
2. Tidak seperti Bishops’ Bible, terjemahan ini muncul dalam ukuran folio dan kuarto. Alkitab ini bisa bersaing dengan Geneva dirumah dan juga dalam gereja.
3. Diadopsi dan dipromosikan oleh Gereja—tanpa stigma penindasan (tidak seperti Geneva), dan tanpa stigma kualitas literature yang buruk seperti Bishops’ Bible.
4. Tidak memiliki catatan pinggir yang begitu banyak dari sudut pandang teologi tertentu—sekali lagi tidak seperti Geneva.
5. Melibatkan 47 sarjana, suatu jumlah yang menakjubkan yang dengan sendirinya mendorong banyak orang menggunakan versi ini.2 Bishops’ Bible telah diterjemahkan oleh sembilan orang; Geneva juga oleh komite kecil.
6. Memiliki bahasa Inggris yang luar biasa (tidak seperti Bishops’), dan lebih memiliki lyrical serta rhythmic daripada Geneva.
7. Merupakan terjemahan kompromi antara berbagai faksi didalam Inggris—termasuk High Churchmen dan Puritans, dan sampai tingkatan tertentu, antara Protestants dan Catholics. Walaupun didasarkan pada Bishops’ Bible (untuk memuaskan High Churchmen), tapi lebih mirip Geneva, dan sebagian dipinjam dari Rheims-Douai. Jadi semua punya sesuatu yang disukai dalam AV!
8. Terakhir, memiliki dukungan keuangan dan politik dari tahta.
Intinya, KJV tetap bertahta karena campuran dari dukungan politik, kompromi agama, dan kekuatan literaturnya. Itu merupakan campuran yang tidak mudah dihancurkan.
Semua ini berkontribusi pada lamanya AV. Tapi dengan semua ini, tidak mudah untuk bertahta selamanya.
Masalah dengan King James Version
Dua masalah mendasar dari Alkitab King James mulai muncul satu decade setelah publikasinya—masalahteks dan masalah terjemahan. Ada masalah ketiga, tidak secara langsung berhubungan dengan Alkitab King James, tapi berkaitan dengan persepsi terhadap Alkitab King James dimata pendukungnya—masalah tradisi.
1. Teks
Pertama, masalah dengan teks.
Teks Yunani yang digunakan oleh editornya sangat rendah mutunya daripada terjemahan modern. Teksnya pada intinya adalah teks Stephanus ditahun 1550 (edisi ketiga), yang sangat bergantung pada edisi ketiga Erasmus ditahun 1522. Teks Stephanus sedikit dimodifikasi oleh Theodore Beza yang mengambil teks melalui edisi kesebelas.3 Edisi ke 9nya Beza digunakan dalam mempersiapkan KJV. Teks Yunani ini, yang kemudian dikenal sebagai Textus Receptus (TR), kehilangan pengkalimatan asli Perjanjian Baru disekitar 5000 bagiannya. Sebagian besar bagian ini tidak bisa diterjemahkan, tapi sebagian darinya cukup substansial. Sekali lagi, seluruhteks Yunani ini—dari Erasmus sampai Beza—pada intinya sama. Teksnya pada intinya adalah edisi ketiganya Erasmus.
Untuk bisa mengerti sejarah Alkitab bahasa Inggris anda harus sedikit tahu tentang teks Yunani yang berada dibelakangnya. Disini ada beberapa fakta tentang teks Yunaninya Erasmus.
1. Dengan penemuan mesin cetak dan pelajaran bahasa Yunani kembali ke Eropa, adanya kebutuhan memiliki PB bahasa Yunani. Usaha cepat dilakukan! Dan hasil pertama pastilah tidak baik.
2. Biarawan Roma Katolik dan humanis Belanda, Erasmus, tertantang. Dibulan March 1, 1516 dia menerbitkan GNT pertama. Tepat 20 bulan kemudian Reformasi dimulai karena Luther membaca teks Yunaninya Erasmus. Saat dia membaca Roma dalam bahasa Yunani untuk pertama kalinya, dia bertobat kepada Kristus. Dalam pengertian sebenarnya, Reformasi dimulai karena PB Yunani. Luther sendiri mengatakan dia tidak akan pernah menantang Paus tanpa lebih dahulu membaca PB Yunani.
Catatan pinggir: Saya tahu kita sedang mempelajari Alkitab bahasa Inggris dan arti pentingnya bagi iman kita. Tapi saya ingin melenceng sedikit, berbicara kepada calon pendeta, calon penerjemah Alkitab, calon teolog dan apologis yang sedang membaca ini. Bagi anda, PB Yunani dan PL Ibrani haruslah lebih penting dari Alkitab bahasa Inggris.Semua Reformator—dari Luther sampai Calvin, dari Zwingli sampai Melanchthon—berkeras pada dua dasar bagi yang ingin menjadi pendeta. Pertama, mereka harus memegang pengajaran yang benar—sola scriptura, sola fidei, sola gratia. Tapi yang kedua, mereka harusbelajar bahasa Yunani dan Ibrani. Ini bukan suatu pilihan bagi pelayan Firman.
Seruan Reformasi adalah ad fontes—“kembali kesumber!” Ini artinya kembali kepada teksasli. Terlalu lama gereja diperbudak oleh tradisi dan penafsiran Alkitab yang diberikan oleh orang lain. Satu-satunya jalan untuk melewati tradisi, dan menguji penafsiran seseorang akan Alkitab adalah mengenal bahasa aslinya.
Sekarang ini, pelajaran bahasa Yunani dan Ibrani sering dianggap tidak penting bagi pelayan Kristen, “Terlalu sulit.” “Gunakan Tafsiran saja.” “Pelayanan adalah mengenai orang, bukan teks.” Saya telah mendengar alasan ini selama bertahun-tahun. Tidak ada yang baru. Alasan yang sama seperti yang digunakan juga diabad keenambelas.
Luther melewati perdebatan keras dengan calon pendeta yang tidak mau belajar bahasa Alkitab. Secara karakter dia tidak menganggap rendah kata-kata. Apa yang dikatakannya waktu itu tetap berlaku sampai sekarang. Dengarkan Luther:
Sama seperti kita menghargai injil, mari kita dengan sungguh-sungguh memegang bahasa asli Alkitab. Karena bukannya tanpa tujuan Tuhan menetapkan hanya dua bahasa ini—PL dalam bahasa Ibrani, Baru dalam bahasa Yunani. Sekarang jika Tuhan tidak merendahkan tapi memilih mereka dari bahasa lainnya, maka kita juga harus menghormatinya diatas yang lain.
Jika karena kelalaian, kita membiarkan bahasa ini (jangan sampai!), kita juga akan kehilangan injil. Tidak terhindarkan kecuali bahasa itu tetap ada, injil pada akhirnya akan musnah.
Saat iman kita berdasar pada suatu yang tidak masuk akal, dimana kesalahannya? Kesalahannya terletak pada kelalaian bahasa kita; dan kita tidak mungkin mengabaikan bahasa. Hal yang bodoh kalau kita berusaha keras mengerti Alkitab melalui tafsiran leluhur dan berbagai buku dan kamus. Bukannya berusaha keras melakukan hal diatas, kita harus mendedikasi diri pada bahasa.
Karena orang Kristen harus dengan baik menggunakan Firman Kudus sebagai satu-satunya kitab dan adalah dosa dan hal yang memalukan jika kita tidak mengerti kitab kita atau mengerti bahasa Tuhan kita, dosa yang lebih besar lagi jika kita tidak mempelajari bahasanya, terutama dimasa ini saat Tuhan memberikan dan menawarkan kita buku-buku dan fasilitas yang mendukung pelajaran ini, dan ingin AlkitabNya menjadi kitab terbuka. Betapa kuat hukuman Tuhan terhadap pengabaian dan kelalaian kita [jika kita tidak belajar Yunani dan Ibrani]!
Sepertinya Luther sedang duduk dalam ruangan ditengah setengah seminari negara kita! Jika anda berencana untuk melayani penuh waktu, saya mendorong anda untuk mempertimbangkan seminari yang memiliki komitmen terhadap bahasa asli Alkitab. Hal ini bukanlah segala sesuatu yang anda butuhkan, tapi sesuatu yang harus anda lakukan. Salah satu catatan sejarah yag menyedihkan dan penting adalah: hampir setiap seminari injili telah membuang pelajaran mengenai bahasa asli Alkitab dan menjadi tidak ortodoks dalam kurun limapuluh tahun-an.
Kembali ke Erasmus:
3. Erasmus mengambil teks Yunaninya melalui lima edisi. Semuanya adalah diglots Latin-Yunani, tidak pernah hanya Yunani saja. Alasannya? Motive Erasmus yang utama bukan untuk menghasilkan PB Yunani, tapi membuktikan kalau terjemahan Latinnya merupakan peningkatan lebih dari Vulgatanya Jerome (yang selesai 1000 tahun sebelumnya). Vulgata menjadi Alkitab yang diakui oleh gereja barat sejak diterbitkan.
4. Karena dia terburu-buru, dia hanya menemukan satu salinan dari kitab Wahyu. Salinan itu kekurangan lembar terakhir, Rev 22.16-21. Apa yang kemudian Erasmus lakukan? Dia memutuskan untuk mem-backtranslate keenam ayat terakhir, dari Latin ke Yunani. Sebaik apapun Yunaninya Erasmus (dia dianggap sarjana Yunani utama diabad keenambelas), dia tetap menciptakan tujuhbelas(17) variasi bacaan yang tidak ditemukan dalam MSS PB Yunani (kecuali, salinan cetakannya Erasmus). Teks yang paling luar biasa adalahRev 22.19: “And if anyone takes words away from this book of prophecy, God will take away from him his share in the tree of life and in the holy city, which are described in this book.”
Tapi teks Erasmus memiliki arti “buku” bukannya “pohon” karena Latinnya memang “buku”: “God will take away from him his share in the book of life.” Teks Erasmus cukup cacat disini. Alasan bahwa sebagian Latin MSS menulis “buku” berkaitan dengan fakta bahwa penulis Latin melihat “buku” dua kali dalam ayat ini dan secara tidak sengaja menggantikan “pohon” dengan “buku” ditengah ayat. Ini bisa dengan mudah terjadi dalam bahasa Latin karena kata-katanya mirip (tidak seperti bahasa Yunani, yang punya kata xuvlon untuk ‘tree’ dan biblivonuntuk ‘book’): kata Latin untuk pohon adalah ligno dan kata untuk buku libro. Maka dari itu, ada dua huruf yang berbeda diantara dua kata. KJV mengulangi kesalahan ini, membuka kemungkinan pengajar Alkitab menganggap seseorang bisa kehilangan keselamatannya (karena disingkirkan dari buku kehidupan merupakan kehilangan keselamatan).
5. dasar MS: sekitar setengah lusin, tidak ada yang lebih awal dari abad ke 10 sampai 12. Sekarang ini kita memiliki 5600 MSS, sebagian lebih awal dari abad ke 2.
6. Edisi tahun 1516 disebut salah seorang sarjana ‘buku yang paling buruk diedit didunia.’ Erasmus sendiri mengakui edisi ini seperti ditempel bukannya diedit.
7. Respon terhadap usaha Erasmus tidak semua positif. Hirarki Roma Katolik mengeluhkan kalau Comma Johanneum dari 1 John 5.7-8 (lihat dibawah) tidak ada dalam teks Erasmus karena itu teks ini cacat. Tapi Erasmus menjawab dalam Annotationes edisi keduanya (1519) kalau dia tidak menempatkan teks terkenal tentang Tritunggal karena dia tidak menemukannya dalam seluruh MSS Yunani.4
Teks Erasmus berbunyi seperti ini: “There are three who bear witness—the Spirit, the water, and the blood; and these three agree.”
Vulgata Latin (salinan terakhir): For there are three who bear witness in heaven, the Father, the Word, and the Holy Spirit; and these three are one. And there are three who bear witness on earth—the Spirit, the water, and the blood; and these three agree.”
Tapi kata-kata dari Vulgata Latin tidak ditemukan dalam semua MS Yunani sampai satu salinan ‘dibuat atas perintah’ bagi Erasmus (yang mengatakan bahwa dia tidak mau menerbitkan suatu PB dengan perkataan seperti itu kecuali dia bisa menemukannya dalam teks Yunani) ditahun 1520 oleh seorang juru tulis bernama Roy, bekerja di Oxford. Teks ini ‘tiba-tiba ditemukan’ sebelum Erasmus menerbitkan edisi ketiganya.5
8. Didalam edisi 3 tahun 1522, formula Tritunggal dari MSS Vulgata Latin terakhir, ditambahkan. Menurut penanggalan, hanya empat MSS Yunani yang diketahui memiliki kata-kata itu (semua dari abad keenambelas atau sebelumnya) dan empat lainnya memiliki kata-kata pinggir karena dampak ini.6 Sumber pengkalimatannya telah dilacak sampai pada kotbah dari bagian ini, ditulis diabad kedelapan, dalam tafsiran alegoris Latin atas teks ini.
Saya senang jika ayat ini benar-benar asli! Tapi doktrin Tritunggal tidak hidup atau mati karena 1 John 5.7! Anda ingat saya pernah mengkutip dari Henry Alford sebelumnya tentang ketaatannya pada kebenaran bukti bagi Kristus. Dia mengatakan: “seorang penerjemah Firman Kudus seharusnya… siap mengorbankan pilihan teks, dan bukti terjelas dari doktrin, jika kata-katanya bukan yang diamininya sebagai kesaksian bagi Tuhan.” Alford sedang berbicara tentang 1 John 5.7. Dia sangat percaya pada ajaran Tritunggal, tapi tahu kalau pernyataan Tritunggal dalam KJV disini ditambahkan setelahnya. (Fakta bahwa kata-kata initidak pernah digunakan dalam argumentasi dengan Arians diawal abad gereja Yunani menunjukan kata-kata ini pastilah ditambahkan sesudahnya, dan dari tradisi Latin.)
Ringkasan: Teks Erasmus ini: Setengah lusin MSS, buruk editannya, enam ayat diterjemahkan kebalikannya dari Latin tanpa dukungan Yunaninya, dan sebagian ayat ditambahkan karena tekanan dari gereja Katolik. Teks ini kehilangan pengkalimatan disekitar 5000 bagiannya. Inilah teks Yunani Erasmus; Inilah teks Yunani yang menjadi dasar penerjemahan PBnya KJ.
Ada banyak tumpukan emosi pada ayat-ayat dalam KJV, karena kualitas lirik dari beberapa ayat-ayatnya (walaupun sering mengorbankan keakuratan terjemahannya7) dan karena edisi berikutnya dibuat dari teks yang didapat dari bahasa Yunani dan tradisi Latin. Terakhir, hal yang paling dibutuhkan seluruh orang Kristen adalah suatu rasa lapar akan kebenaran. Bukan berarti kita terlalu memiliki sedikit Alkitab (seperti pendapat pendukung KJ), tapi terlalu banyak. Alkitab mereka 110% Firman Tuhan! Terjemahan modern sering dikritik karena terlalu jauh dari pengkalimatan sebenarnya, saat dalam kenyataannya KJV jatuh dalam kritik lainnya menambahkanpengkalimatan dari yang sebenarnya. Tujuan kita haruslah membakar untuk memurnikan emas.
2. Terjemahan
Ada masalah dalam penerjemahan.
Ke 47 sarjana yang mengerjakan KJV mengenal bahasa Latin lebih baik daripada bahasa Yunani atau Ibrani. Maka dari itu, tidak heran mereka melakukan ratusan kesalahan dalam penerjemahan, terutama dalam kaitan dengan definite article (karena bahasa Latin tidak memilikinya sama sekali tapi Yunani punya). Sebagai contoh:
John 4.27 (“Jesus was speaking with the woman”). Maksud dari teks ini bukanlah Yesus sedang berbicara dengan the woman (wanita itu), tapi dia sedang berbicara dengan a woman (seorang wanita). Hukum Yahudi abad pertama melarang seorang rabi berbicara dengan seorang wanita didepan umum; dia bahkan bisa dilarang berbicara dengan ibunya sendiri didepan umum! Yesus, tentu saja tidak mengikuti aturan seperti itu, tapi murid-murid barunya tidak peka terhadap fakta ini. Seluruh maksud dari cerita ini bukanlah wanita seperti apa yang Yesus bicarakan, tapi hanyalah menceritakan dia sedang berbicara dengan seorang wanita. Sifat wanita yang “nakal” itu sudah cukup jelas bagi para murid.
1 Tim 2.12 (“I do not permit a woman to usurp authority over a man”). Banyak pengkhotbah wanita berkata, “I am not usurping any man’s authority; the authority to preach to you today has been granted to me by the elders of this church.” Itu adalah pengertian 1 Tim 2.12 yang didasarkan pada KJV, bukanlah terjemahan modern. Dimana KJV mendapat pengertian ini? Bukan dari Tyndale, karena dia menerjemahkan ayat ini sebagai berikut: “I suffer not a woman to teach, neither to have authority over a man: but for [her] to be in silence.” Sedangkan KJV “But I suffer not a woman to teach, nor to usurp authority over the man, but to be in silence.” Perbedaan kunci disini ada dalam penerjemahan aujqentei'n. Tyndale menerjemahkannya “have authority,” sedangkan KJV “usurp authority.” Dari apa yang bisa saya kumpulkan, kata kerjanya tidak memiliki kekuatan “usurp” sampai Chrysostom (abad keempat AD) memberikannya dalam tafsirannya atas teks ini. Lebih jauh, “usurp” bukanlah arti predominant dariaujqentevw sampai abad kesembilan A.D. Tapi karena kata itu muncul kurang dari 125 kali diseluruh literatur Yunani (menurut penelitian TLG database menurut 64 million kata words dari Homer sampai A.D. 1453), para penerjemah KJV kehilangan hal ini. Maka dari itu, mereka bergantung pada Latinnya Erasmus (yang dia tempatkan sebagai koreksi atas terjemahan Jerome) usurpare (Oxford Latin Dictionary memberikan definisi pertama dari kata ini, “mengambil pemilikan (property) dari inisiatif sendiri (dan tanpa klaim hukum yang ketat)”).” Terjemahan Jerome, tidak disengaja, adalah dominare (OLD memberi definisi pertama kata kerja ini, “melakukan kedaulatan, bertindak sebagai seorang penguasa”). Maka dari itu, terjemahan Tyndale lebih akurat Yunaninya daripada terjemahan Jerome atau Erasmus (walaupun Jerome cukup literal, karena tidak ada kata kerja dalam bahasa Latin yang berhubungan dengan potestas atau auctoris. Maka itu, jika suatu kata kerja harus digunakan,dominare adalah istilah yang paling netral dan karena itu paling akurat.)
Merupakan hal yang luar biasa kalau sekarang ini orang yang membaca teks ini menganggap KJV lah yang benar. Banyak pengajar wanita membuka pernyataan mereka dengan, “I am not usurpinganyone’s authority; this authority has been given me by the elders.” Tapi ini bukanlah maksud dari 1 Tim 2:12. Sebagian besar terjemahan modern mengartikan istilah ini secara netral (cf., e.g., RSV, NKJV, NIV [“have authority”], RV, ASV [“have dominion”], NASB [“exercise authority”], etc. Sangat luar biasa, bahkan NRSV, dengan kecenderungan kuatnya terhadap bahasa inklusifnya dan egalitarianism [seperti dalam 1 Tim 3:2: “married only once” menjadi “husband of one wife”] disini dibaca “have authority”).
Titus 2.13: KJV dibaca: “the glorious appearing of the great God and our Saviour, Jesus Christ.” Tapi teks ini menggunakan konstruksi yang hanya bisa berarti “God” dan “Savior” merujuk pada satu pribadi; ini merupakan salah satu teks terjelas dalam PB yang menegaskan keilahian Kristus. KJV tidak menegaskan hal itu disini. Ditahun 1798 sarjana awam Granville Sharp menulis suatu aturan yang mendukung suatu terjemahan baru terhadap Alkitab karena “common version / versi umum” (KJV) tidak tepat menerjemahkan bahasa Yunani khususnya dibagian ini, dan juga dalam 2 Peter 1.1. Maksud yang hendak dijelaskan disini bukanlah KJV tidak ortodoks tentang keilahian Kristus! Tapi, dibanyak bagian kehilangan maksud sebenarnya dari teks Yunaninya karena para penerjemahnya lebih nyaman dengan bahasa Latin daripada Yunani. Walaupun beberapa pendukung KJV menuduh penerjemahan modern menolak keilahian Kristus karena beberapa ayat seperti itu tidak dengan jelas ditegaskan (e.g.,1 Tim 3.16), frekuansi prooftexts tidak sama dengan penegasan vs penolakan doktrin. Jika suatu terjemahan menegaskan keilahian Kristus 300 kali dan yang lain 295 kali, tidak ada tuduhan tidak ortodoks dalam hal ini. Lebih jauh, beberapa penelitian menunjukan kalau terjemahan modern memilikilebih banyak bukti keilahian Kristus daripada KJV—tapi tidak ada yang menuduh para penerjemah KJV tidak ortodoks dalam hal ini, atau sebaliknya. Tidak ada doktrin utama yang bergantung pada satu atau bahkan beberapa ayat.
Tidak hanya ratusan kesalahan penerjemahan, tapi juga ratusan archaisms atau ekspresi antiquated dalam AV. Banyak kata-kata memang sudah archaic saat KJV muncul. Tapi ditahun 1881, lebih dari 300 kata dalam AV mengubah arti mereka. “Suffer the little children to come unto me” tidak berarti “beat your kids so that they’ll go to church”!
Saya sering menanyakan pendukung KJ kamus mana yang mereka gunakan untuk menolong mereka mengerti Alkitab mereka. Jika mereka menggunakan kamus modern untuk mengerti bahasa Inggris tahun 1611, sama sekali tidak berguna. Pendukung KJV yang lebih canggih berkata, “Webster tahun 1828.” Ini lebih baik, tapi tidak cukup. Kamus tahun 1828 tetap lebih dekat ke 2001 daripada 1611.
Sejujurnya, hanya ada satu kamus yang bisa anda gunakan untuk mengerti setiap kata dalam KJV: the 13-volume unabridged Oxford English Dictionary. Setiap entry, menelusuri sejarah penggunaan katanya. 8 Satu contoh: 2 Tim 2.15:
“Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not to be ashamed, rightly dividing the word of truth” (KJV)
Semua terjemahan modern akan memakai kata “Be eager to show yourself approved” atau “Be diligentto show yourself approved” bukannya “Study to show yourself approved.”
Ini bukan kesalahan yang dilakuakn oleh para penerjemah KJ. Mereka menerjemahkannya dengan benar, karena didalam bahasa Inggris tahun 1611 kata “study” berarti “be eager,” atau “be diligent.” Tapi siapa yang tahu kalau kata ‘study’ ditahun 1611 artinya ‘be diligent’ kecuali mereka melihat Oxford English Dictionary? Rekomendasi saya bagi pengguna KJV—untuk bisa lebih baik lagi mengerti Alkitab pilihannya—untuk menggunakan dua hal: (1) Gunakan OED saat mempelajari Alkitabnya, dan (2) beli New King James Bible untuk menolong mereka mengerti bagian yang sulit. Tapi, kita harus mengerti nilai dari KJV dimasa kini sebagai warisan bahasa Inggris dan keindahan Alkitab ini. Tapi untuk mempelajari Alkitab, atau bisa akurat, King James tidak bisa memenuhinya.
3. Tradisi
Terakhir, ada masalah mengenai persepsi dari para pendukung KJB. Mereka sering percaya kalau terjemahan Alkitab ini sempurna, dan satu-satunya Alkitab yang bisa dengan benar disebut ‘Kitab Suci.’
Didalam bagian ini, saya sebenarnya membela KJV terhadap lawannya dimasa kini. Terjemahan ini bukananggota Tritunggal! Bahayanya jika seseorang meletakannya terlalu tinggi, sehingga dinilai lebih dari seharusnya. Kita harus memiliki penilaian yang positif terhadap KJV tanpa terlalu meninggikannya.
Terkadang sikap pendukung KJ diluar logika dan absurd. Ditahun 1995 saya sedang berada dalam acaranya John Ankerberg, “What’s the Best Bible Translation?” Ada tiga pendukung KJV. Diawal dari delapan program acara ini (yang difilmkan dalam satu hari) John Ankerberg bertanya kepada mereka, “Jika seorang di Rusia menjadi orang Kristen, apakah anda pikir dia perlu belajar bahasa Inggris untuk bisa membaca satu-satunya Kitab Suci yang benar?” Setelah diam sebentar, pemimpin dari pendukung KJV berkata, “Ya!” Saya heran mengapa saya diminta ada didalam acara itu setelah mendengar jawabannya …
Tidak semua pendukung KJV memiliki sikap tidak logis seperti itu. Disini ada beberapa argumen dasar yang digunakan pendukung KJV terhadap status Alkitab terjemahan mereka sebagai satu-satunya Kitab Suci, secara singkat:
1. Sempurna. Para penerjemahnya paling baik, sebagian besar orang kudus. Tapi para penerjemahnya sendiri secara eksplisit menolak kalau KJV sempurna dalam kata pengantar awalnya (yang sayangnya, tidak lagi dicetak bersama dengan Alkitab KJV). Mereka berkata, “kesempurnaan tidak pernah bisa dicapai oleh manusia.” Mereka sendiri berkata bahwa hanya aslinya yang diinspirasi, bahwa tidak ada satu terjemahanpun yang sempurna atau bisa sempurna.
2. Seluruh terjemahan modern menyebabkan kekacauan karena begitu berbeda. Jika kita semua menggunakan KJ, ada kepastian tentang pengkalimatan teksnya. Ada kepastian dimanapun. Tapi hal ini mengabaikan fakta bahwa teks asli KJV tahun 1611 memiliki 8500 bacaan pinggir, sebagian besar menunjukan keraguan tentang arti atau pengkalimatan teksnya. Pada berbagai kejadian, mereka hanya meletakan sesuatudalam teks! Para penerjemahnya adalah orang yang rendah hati, yang ingin menyadarkan pembaca bahwa mereka tidak yakin apa yang dimaksud teks Ibrani atau Yunaninya. Hanya tidak adanya bacaan pinggir membuat sebagian orang berilusi adanya kepastian akan hal ini.
3. Tidak ada terjemahan modern yang layak disebut, “Kitab Suci.” Tapi ini bukan sikap para penerjemah KJ. Mereka berkata, “firman Tuhan bisa dikenali dalam terjemahan terburuk sekalipun dari Alkitab.” Ini termasuk terjemahan-terjemahan yang ada sebelumnya dan yang ada sesudahnya.
4. Tuhan menggunakan KJV selama 270 tahun. Tidak ada terjemahan yang bertahan selama itu dalam ujian waktu. Tidak ada terjemahan yang bisa terjual begitu banyak. Ini membuktikan terjemahan inilah yang diinspirasi. Tapi ini tidak benar. Vulgata Latin merupakan Alkitab resmi Eropa Barat selama 1000 tahun—empatkali lebih lama dari KJV bertahta! Dan NIV sebenarnya lebih banyak terjual daripada KJV—dan hanya memakan waktu sepersepuluh dari waktu KJV. Sejujurnya, sikap ini sangat mirip dengan setiap generasi orang Kristen yang menghadapi suatu terjemahan baru yang menantang ‘pilihan lama’ mereka. Hal ini menunjukan muatan emosional bukannya pemikiran yang jernih. Sikap penolakan terhadap terjemahan baru terlihat saat Jerome menghasilkan Vulgata Latin, saat Erasmus ‘mengkoreksi’ Vulgata Latin, dan bahkan saat KJV dihasilkan! Mereka yang tahu sejarah mengenali sikap ketidapedulian ini. Sebesar kasih kita terhadap orang-orang ini, juga penting untuk menolong mereka untuk mengasihi dan belajar kebenaran. Inkarnasi Kristus menuntut hal ini pada kita.
5. Bahasanya tinggi, elegan, indah. Alkitab ini ditulis dimasa keemasan bahasa Inggris—saat bahasa Inggris dengan benar dan tepat dikatakan. Inilah bahasa yang patut bagi Alkitab—Elizabethan English. Tapibahasa asli Alkitab berbeda. Bahasanya adalah bahasa Yunani dimasa itu—bahasa Yunani yang digunakan orang-orang dijalanan Atena dan Antiokia, Yerusalem dan Korintus. Faktanya, dikenal dengan ‘common Greek / Yunani umum,’ dan langkah mundur besar dari masa keemasan literature Yunani yang berakhir 400 tahun sebelumnya. Walau ada usaha arkeolog diabad pertama AD untuk membangkitkan Yunani klasik, tidak ada satupun penulis PB terhisap dalam bentuk penulisan ini. Penulisan mereka jelas, dan sederhana, serta berhubungan dengan orang sebenarnya—bukannya artificial atau dibuat-buat.
Dan para penerjemah KJ secara eksplisit berusaha menangkap hal ini. Tujuan mereka, membuat teksnya sejelas dan sesederhana mungkin untuk bisa dimengerti. Mereka berkata (dalam kata pengantar asli):
[Katolik memiliki] tujuan menggelapkan pengertian, walaupun mereka harus menerjemahkan Alkitab, tapi bahasa yang mereka gunakan menghalangi pengertian.Tapi kami ingin agar Firman Tuhan berbicara sendiri … sehingga bisa dimengerti bahkan oleh yang paling kotor.”
Suatu ironi besar kalau dimasa kini sebagian alasan KJB begitu dihormati karena begitu archaic, atau begitu diluar dunia. Suatu Alkitab yang berbicara dengan suara yang begitu merdu. Tapi inilah yang dikutuk oleh para penerjemah KJ dalam suatu penerjemahan! Maksud mereka—yang mereka capai dimasa mereka 400 tahun lalu—adalah membuat Alkitab yang jelas, sederhana, mudah dimengerti.
Seluruh argumen ini tidak berkaitan dengan warisan Protestan. Sebaliknya pendukung KJ lebih terlihat seperti Roma Katolik bukan Protestan. (Roma Katolik masa lalu, karena sekarang banyak Katolik yang sudah melihat perlunya belajar Alkitab, dan belajar bahasa aslinya.)
Ingat, Protestantism dimulai saat Firman Tuhan bisa diakses umum. Sekarang, KJV telah menjadi milik awam seperti Vulgata Latin dimasa lalu. Lebih jauh, orang bergantung padanya karena tradisional, mereka memegang pengertian Roma Katolik lainnya (tradisi Firman). Maka dari itu, didalam dua hal utama (kejelasan vs. obscurity dalam pengertian, dan Firman vs. tradisi), mereka yang bergantung pada KJV mirip Roma Katolik (dulu) melawan Protestantism!
Ringkasan: Ada dua sikap untuk menghindar dari masalah KJB. (1) Kita jangan reaktif terhadap pendukung KJ saja, bahwa kita menghina KJB! Dari waktu ke waktu, saya meletakan satu atau dua esay ke internet. Seringkali saya membahas terjemahan Alkitab. Tanpa disengaja saya menyinggung seseorang, biasanya dari kumpulan pendukung ‘KJ saja’. Faktanya, saya menerima satu dari dua email yang mengatakan kalau saya terkutuk masuk neraka! Hal ini terjadi terhadap setiap penerjemah Alkitab. Dr. Bruce Metzger mendapat satu surat dari pengemudi taksi di New York yang berkata, “Saya benci apa yang anda lakukan terhadap Alkitab! Jika anda datang ke NYC, saya akan menabrak engkau dengan taksi saya, dan saya akan mundur dan melakukannya lagi.” Surat itu berakhir dengan, “Dalam kasih Kristen” diikuti dengan nama orang itu!
Sikap seperti ini tidak memberi saya hak menjadi tawar terhadap KJB.
Jika anda memiliki keluarga atau teman yang teramat sangat setia terhadap KJV, bahaya yang anda hadapi adalah kesombongan dan apatis. Anda mungkin berpikir, “Aha! Sekarang, Saya punya argumen melawan paman Howard! Kita lihat apa responnya!” Tapi saya mendorong anda: don’t throw out the baby with the bathwater / jangan lempar bayi dengan air mandi! Jika AV ada buruknya, tidak memberi anda hak untuk mengabaikan Firman Tuhan. Walaupun Alkitab bukan anggota Tritunggal, satu-satunya jalan kita mengenal Tuhan adalah melalui FirmanNya.
Masa Penemuan, Masa Pemikiran
Apa yang pada akhirnya menggulingkan tahta Alkitab King James? Penemuan MSS terbaru. KJ didasarkan pada setengah lusin MSS Yunani, tidak ada yang lebih awal dari abad kesepuluh AD. Sekarang ini, kita mengenal5,600 MSS Yunani—dan sebagian memiliki awalnya diabad kedua AD.
Saya tidak mau mengulangi detil penemuan ini kepada anda, karena kita tidak cukup waktu. Tapi ditahun 1881 dunia bahasa Inggris siap bagi terjemahan baru, terjemahan yang didasarkan pada MSS tertua. Ditahun itu, Revised Version lahir.
Kelahiran Revised Version (1881, 1885)
1. Suatu Revisi terhadap Authorized Version
Revised Version adalah suatu revisi dari KJV. Terjemahan ini dimaksudkan untuk sejalan dengan KJV—artinya, revisi besar-besaran, tapi didasarkan pada MSS terawal dan terbaik. Terjemahan ini merupakan revisi besar kelima dari AV.
2. Sifat Terjemahan
Terjemahan baru ini dianggap sebagai suatu terjemahan yang sangat akurat. Terjemahan ini baik dalam menunjukan arti aslinya. Tapi sering terlalu kaku; bukan bahasa Inggris terbaik. Dihasilkan di Inggris, dengan masukan berarti dari sarjana-sarjana Amerika. Tapi, banyak usulan sarjana Amerika tidak dihiraukan.
3. Penerimaan
Anda pernah mendengar kata kuno, “Ada yang hilang dalam terjemahan.” Ini selalu menjadi masalah. Tidak ada aturan yang pasti dalam pengkalimatan, struktur, kekuatan literature, dan dampak emosi antara dua bahasa.Hal yang dikorbankan KJV adalah akurasi; hal yang dikorbankan RV adalah keindahan.
Masalahnya, walaupun suatu terjemahan akurat, jika tidak dibaca, tidak akan berdampak pada hidup seseorang. Kata bijak Itali kuno mengatakan, semakin indah terjemahan, semakin kurang setia; semakin jelek terjemahan, semakin setia.
KJV indah dan contoh dari keluarga yang melahirkan anak perempuan cantik yang terus menunjuk kesalahan ibunya! Walaupun RV membuka era baru—Masa Akurasi—RV adalah suatu kegagalan. Tidak ada yang mau membacanya. KJ tetap aman bertahta selama 20 tahun kedepan, tapi benih pemberontakan telah ditanam. Kita bisa bersyukur pada Tuhan kalau kita hidup dimasa terjemahan banyak tersedia. Kita tidak perlu memilih antara terjemahan indah tapi tidak tepat dan terjemahan akurat tapi jelek. Dimasa yang akan datang, kita akan melihat pilihan kita yang sebenarnya.
Bapa mampukan kami, untuk mengasihi buku ini, mempelajari buku ini, membacanya, menyelidikinya, mempercayainya. Ampuni kami atas sikap apatis dan kemalasan kami. Berikan kami keinginan kuat mengenal FirmanMu, Tuhan, agar kami bisa mengenal Engkau.
1 Sesuai yang dikutip dalam Bruce, History, 131.
2 Ini sejalan dengan apa yang sering dilakukan dalam keilmiahan. Sekali sekelompok besar sarjana menghasilkan suatu karya, teks yang mirip dengannya tidak bisa bersaing karena akan kurang dilihat. Robert Funk, chairman of the Jesus Seminar (suatu tim berjumlah 84-anggota yang sebagian besar sarjana liberal yang menghasilkan The Five Gospels [suatu karya dimana perkataan Yesus diberi warna merah menunjukan otentisitasnya—e.g., merah berarti Yesus benar-benar mengatakannya, hitam artinya dia tidak mengatakannya, dll.]) pernah mengatakan pada saya bahwa dia menyukai pelaksanaan besar-besaran seperti ini karena saingannya tidak bisa dengan mudah muncul dengan sumber-sumber untuk menghasilkan pandangan yang berlawanan sejumlah sarjana mereka. Masalahnya lebih pada logistical bukannya keilmiahan, tapi ada ilusi legitimasi hanya karena jumlahnya banyak.
3 Metzger, The Text of the New Testament, mengatakan Beza punya sepuluh edisi. Tapi saya secara pribadi melihat satu edisi yang penanggalannya sebelum yang pertama (1564 adalah tahun suratnya, seingat saya).
4 Sering dikatakan kalau Erasmus dengan terburu-buru berjanji bahwa jika MS Yunaninya ditemukan memiliki teks ini didalamnya, dia akan menerbitkan pengkalimatannya dalam PB Yunaninya. Tapi itu melebih-lebihkan. Erasmus hanya membuat pernyataan negatif bahwa dia tidak mau meletakannya karena tidak menemukannya di MSS Yunani manapun. Kita bisa merasakan janji terselubung dalam pernyataan ini, tapi tidak secara eksplisit.
5 MS ini adalah Codex 61 yang terkenal, dan sekarang disimpan di Dublin, Ireland. Comma Johanneum telah begitu sering dilihat sehingga hampir rusak!
6 Walaupun MSS yang memiliki pembacaan pinggir memiliki penanggalan abad 12 -an, bacaan pinggir dalam setiap kasus tidak bisa ditanggalkan lebih awal dari abad ke 15 atau 16.
7 Keindahan dari terjemahan KJV dibahas dalam bagian kedua seri ini. Perlu disebutkan disini, berlawanan dengan perkataan sebagian besar orang, saya sangat mendukung KJV dan merekomendasikannya pada setiap orang yang berbahasa Inggris. Setiap orang Kristen yang berbahasa Inggris harus memiliki KJV dan dua atau tiga terjemahan lainnya.
8 Ada juga suatu buku yang bisa menolong, bisa memberikan glossary semua istilah yang tidak dimengerti dalam KJV: Melvin E. Elliott, The Language of the King James Bible: A Glossary Explaining its Words and Expressions(Garden City, NY: Doubleday, 1967). Buku ini berisi hampir 2000 entries. Kata-kata umum seperti study, prove, steel, song, substance, translate, yield, liquor, superstitious, and traffic memiliki arti lain dalam bahasa Inggris tahun 1611 daripada yang kita tahu sekarang. Bahkan a, the, dan of tidak selalu memiliki arti yang sama seperti sekarang! Buku ini, bersama dengan Oxford English Dictionary, merupakan alat bantu yang harus dimiliki untuk mempelajari KJV.
Mengapa Begitu Banyak Versi?
Study By: Daniel B. WallaceMarch 19-21, 2001
Catatan Editor: Ini adalah bagian keempat dari empat bagian ceramah yang dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley Bible Lectureship. Dr. Wallace bersedia sebagai pembicara seminar mengenai “Sejarah Alkitab Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik, hubungi dia di email untuk detailnya.
Kata Pengantar: Dua Periode Besar Penerjemahan Alkitab
Ada dua periode besar penerjemahan Alkitab dalam sejarah—abad keenambelas dan abad keduapuluh. Dalam berbagai hal, ada gambaran kecil. Masing-masing dimulai dengan suatu terjemahan tertentu yang diikuti banyak generasi. Terjemahan Tyndale menjadi acuan bagi hampir seluruh terjemahan Alkitab diabad ke 16; RV membentuk pola bagi sebagian besar terjemahan modern.
Didalam abad keenambelas, perhatian utama dalam penerjemahan Alkitab adalah keindahan; diabad keduapuluh, kebenaran. Tidak ada satu terjemahan yang bisa menangkap seluruh maksud teks aslinya.
Tidak hanya itu, tapi tidak ada satupun terjemahan Alkitab yang dihasilkan dalam suatu keadaan vakum. Ada kelompok politik dan agama dibelakang layar yang mendorong dihasilkannya terjemahan.
Inilah alasan tidak ada jawaban sederhana dari pertanyaan, “Terjemahan apa yang terbaik sekarang ini?” Tidak ada terjemahan yang bisa menangkap keseluruhan maksud dari teks asli. Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah memiliki beberapa bentuk terjemahan. Anda mungkin perlu satu untuk mempelajarinya dengan serius, satu terjemahan lagi untuk bacaan biasa, dan satu lagi untuk menghafal. Tapi jangan menumpulkan pikiran anda dengan berpikir satu terjemahan saja sudah cukup. Klaim itu hanya bisa dibuat bagi Alkitab Yunani dan Ibrani.
Sekarang ini, kita akan membahas berbagai bentuk terjemahan, dengan harapan anda bisa mengerti nature dari beberapa terjemahan Alkitab yang popular sekarang ini.
A. Era Akurasi (atau ‘formal equivalence’) (1881-1971)
1. Revised Version (1881, 1885)
Seperti yang kita ketahui kemarin, saat RV muncul, terjemahan ini dimaksudkan sebagai revisi KJV. Terjemahan ini bahkan dikatakan sebagai “the triumph of King Truth over King James / kemenangan Raja Kebenaran atas Raja James.” Tapi para sarjana yang menerjemahkannya jauh lebih tertarik pada terjemahan secara literal daripada keindahan.
Disamping ketajaman terjemahan baru ini, sebagian besar orang—termasuk pelayan—tetap memilih King James.
2. American Standard Version (1901)
- RV pada intinya adalah usaha Inggris, tapi ada beberapa orang Amerika yang turut serta menerjemahkan. Melalui persetujuan kontrak, orang Amerika berjanji tidak akan menerbitkan terjemahan mereka sampai RV dilepas kepasar setidaknya dalam kurun empat belas tahun. Ini dimaksudkan untuk memberi waktu kepada RV berakar dan menggantikan tempat KJ. Pada saat 14 tahun berlalu atau 140 tahun tetap tidak bisa menggantikan tempat AV.
- ASV memiliki bahasa Inggris yang lebih baik daripada RV. Tapi masih terasa kaku. Terjemahan ini merupakan terjemahan paling literal yang pernah dilakukan dalam bahasa Inggris tapi bisa dikatakandiloloskan bahasanya.
- Seperti RV, terjemahan ini merupakan revisi dari KJ—revisi keenam.
- ASV dikenal lebih superior daripada RV. Terjemahan ini menjadi Alkitab pelajaran, walau sekarang dikalahkan oleh penemuan baru.
3. Revised Standard Version (1946, 1952)
Hampir limapuluh tahun lewat sebelum terjemahan utama berikutnya selesai. Gaya bahasa ASV yang miskin membuat International Council of Religious Education merekomendasikan suatu revisi. Pekerjaan ini dimulai tahun 1937 dan komite terdiri dari 32 sarjana berusaha membuat RSV memiliki kualitas KJV yang membuatnya begitu hebat.
RSV adalah hasil kesarjanaan Amerika. Terjemahan ini memiliki semangat seperti KJV, dan harus dianggap sebagai revisi ketujuh dari KJV.
Pada hari pertama peluncurannya—September 30, 1952—terjemahan ini terjual satu juta kopi. Sebagian besar gereja di Amerika, mengambilnya sebagai pengganti AV. Terjemahan ini tetap menjadi terjemahan yang paling popular yang pernah dibuat. Terjemahan ini sangat kuat dalam kesederhanaan dan kejelasannya. Sarjana PB konservatif, F. F. Bruce, memberinya pujian yang tinggi:
… bagi dunia berbahasa Inggris secara keseluruhan tidak ada terjemahan versi modern yang begitu dekat pengertiannya daripada R.S.V. berhasil menjaga apa yang dilakukan A.V bertahun-tahun lamanya.1
Tapi tidak semua orang suka dengan RSV. Faktanya terjemahan ini merupakan terjemahan Inggris yangpaling dibenci sepanjang sejarah.
Setengah dari abad ke 20 terdapat dua terjemahan utama—ASV dan RSV. Tapi setengah abad berikutnya dari abad 20 terlihat berbagai macam terjemahan baru. Mengapa berubah? Apa katalis yang menimbulkan versi-versi baru ini? RSV jawabnya—pada dasarnya semua ini terjadi sebagai respon negatif terhadap RSV.
Sekali lagi, kita tidak bisa mengerti terjemahan Alkitab tanpa meletakannya dalam konteks sejarahnya. Saat RSV dihasilkan, ada suatu suasana politik dan keagamaan yang berbeda. Didepan kelompok agama, terdapat kontroversi fundamentalis-modernis. Ini mencapai puncaknya ditahun 1925 Scopes Monkey trial saat seorang guru biologi SMA diadili di Tennessee karena mengajar evolusi Darwin dalam kelas!
Dikelompok politik, setelah PD II Perang Dingin dengan Komunis dimulai. Masa ini Senator McCarthy mencium komunis ada disegala sisi kehidupan.
Seharusnya kita tidak terkejut kalau serangan terkuat terhadap RSV datang dari kelompok agama dan kelompok politik yang konservatif.
Senator McCarthy mengutuk terjemahan baru ini sebagai propaganda komunis. Dasar kutukannya adalah RSV menggunakan kata “comrade” dalam tiga ayat. Karena komunis merujuk dirinya dengan kata “comrades,” McCarthy menyimpulkan RSV merupakan hasil dari plot komunis!
Hal yang luar biasa adalah dia berhasil meyakinkan beberapa anggota militer dengan logikanya. RSV dilarang penggunaannya dalam Angkatan Udara untuk beberapa tahun.
Tapi kritik paling dalam terhadap RSV datang dari fundamentalis agama. RSV disponsori oleh National Council of Churches. Kelompok besar ini meliputi berbagai denominasi, tapi hanya sedikit gereja fundamentalis yang ada didalamnya. Komitmen doctrinal dari NCC adalah ada beberapa modernis didalam RSV. Jadi, saat RSV muncul, ada kecurigaan dipihak fundamentalis.
Mereka tidak perlu melihat terlalu jauh untuk menemukan dasar kecurigaan mereka. Isaiah 7.14 menjadi cambuk yang meluncurkan serangan kritik mereka. Didalam KJV ayat ini berbunyi, “Therefore the Lord himself shall give you a sign; Behold, a virgin shall conceive, and bear a son, and shall call his name Immanuel.” Bagian terkenal ini dikutip dalam Matthew 1.23 disini Matius menggunakannya sebagai bukti kelahiran Kristus dari seorang anak dara.
Didalam RSV, Isaiah 7.14 sedikit berbeda: “Therefore the Lord himself will give you a sign. Behold, a young woman shall conceive and bear a son, and shall call his name Immanuel.”
Reaksi langsung terjadi. Berbagai pamflet bermunculan dengan judul The Bible of Antichrist, The New Blasphemous Bible, and Whose Unclean Fingers Have Been Tampering With the Holy Bible—God’s Pure, Infallible, Verbally Inspired Word?
Beberapa pengkothbah fundamentalis membakar RSV dimuka umum. Salah satu dari mereka mengambil obor didepan jemaatnya dan berusaha membakarnya. Saat dia kesulitan membakarnya, dia mengatakan buku ini seperti setan karena sulit sekali dibakar!
Seorang pengkhotbah lain mengirimkan abu RSV kepada editor seniornya.
1983—Saya mendapat kesempatan mengunjungi Dr. Bruce Metzger dari Princeton Seminary. … Saat disana, dia menunjukan kepada saya sekumpulan abu. Saya tidak tahu apa yang terbakar, tapi pada awalnya saya pikir ini merupakan hal aneh untuk ditunjukan kepada tamu. Dia berkata, “Ini adalah abu dari Alkitab Revised Standard Version.” Dr. Metzger mendapat abu ini dari editor senior sebelumya. Dia berkata, “Saya bersyukur menjadi seorang penerjemah Alkitab diabad keduapuluh. Masa kini, mereka hanya membakar terjemahan daripada membakar penerjemahnya!” Tapi dengan cepat dia menambahkan hal ini merupakan sesuatu yang memalukan, memperlakukan Firman Tuhan seperti ini.
Isaiah 7.14 dalam RSV menjadi ayat paling membelah dalam penerjemahan abad keduapuluh. Teks ini menjadi pertanyaan bagi ortodoksi. Kata Ibrani yang diterjemahkan RSV sebagai ‘young woman’ dan yang diterjemahkan KJV sebagai virgin adalah kata ALMAH. Perdebatan yang muncul begitu hebat dalam gereja-gereja diseluruh Amerika sehingga seorang pengamat mencatat kata ALMAH telah menjadi kata Ibrani yang paling dikenal dalam negeri!
Reaksi kalangan konservatif terhadap penerjemahan RSV terhadap satu kata ini melahirkan NASB, NIV, dan berbagai terjemahan lainnya.
Tapi sama seperti reaksi terhadap semua terjemahan Alkitab yang baru, kritik sering didorong oleh emosi bukannya bukti. Ingat perkataan seorang sarjana konservatif abad 19, Henry Alford: “seorang penerjemah Kitab Kudus seharusnya … siap mengorbankan teks terpilih, dan bukti doktrin terjelas, jika tidak diyakininya sebagai kesaksian bagi Tuhan.”
Hal inilah yang dilakukan para penerjemah RSV. Kata Ibrani almah memang memiliki arti ‘young woman’; kata ini tidak memiliki arti ‘virgin.’ Tapi saat diletakan dalam Matt 1.23, yang dikutip dari Isa 7.14, para penerjemah RSV menerjemahkannya ‘virgin’ karena inilah arti dari kata ini dalam bahasa Yunani. Mereka tidak menolak kelahiran Kristus dari seorang dara; mereka hanya jujur terhadap teks Yunani dan Ibraninya.
Tapi, tidak semua sarjana konservatif melihat hal ini.
4. New American Standard Bible (1963, 1971; revised 1995)
Reaksi utama terhadap RSV adalah NASB. Terjemahan ini dihasilkan oleh Lockman Foundation di La Habra, CA—suatu organisasi yang secara teologis konservatif. Nama-nama penerjemahnya dirahasiakan. Tapi sebagian besar, atau memang seluruhnya, dari para profesor Talbot dan Dallas Seminary.
- Revisi dari ASV, bukannya RSV.
- Terjemahan Literal, sangat popular diantara pastor konservatif, tapi tidak popular dijemaat. Lebih literal daripada RSV, tapi kurang bisa dibaca. Sebagian besar adalah bahasa Yunani yang dipakaikan jubah bahasa Inggris.
- “Jika R.S.V. tidak pernah muncul, revisi terhadap A.S.V. menjadi karya yang lebih bernilai. Ada beberapa hal yang dilakukan N.A.S.B. lebih baik daripada R.S.V.”2
- Salah satunya adalah merupakan Alkitab pelajaran yang lebih baik daripada RSV.
- Tapi tetap memiliki bentuk klasik—bentuk yang bisa ditelusuri akarnya dalam Geneva Bible—sepertimenginden setiap ayat dan menggunakan italics untuk kata-kata yang tidak ada dalam teks aslinya.
- Terkadang, para penerjemahnya terlalu kaku dalam mengerti Yunani dan Ibraninya. Sebagai contoh, mereka sering menerjemahkan kata Greek perfect seperti English perfect. Tapi keduanya tidak memiliki arti yang sama. The Greek perfect seharusnya lebih sering diterjemahkan sebagai suatu present tense dalam bahasa Inggris. Didalam Eph 2.8, sebagai contoh, KJV menerjemahkan ‘for by grace ye are saved’ sedangkan NASB ‘for by grace you have been saved.’ Tapi ‘you have been saved’ didalam bahasa Inggris tidak menawarkan penghiburan dimasa ini karena tidak mengatakan apapun tentang kontinuasi keselamatan. Greek perfect sebenarnya memiliki kedua kekuatan itu: anda telah diselamatkan dimasa lalu dan tetap terus diselamatkan. Dalam hal ini para penerjemah KJV lebih baik daripada NASB karena mereka lebih mengerti bahasa Inggris daripada para penerjemah NASB. Lebih jauh, salah satu professors saya, S. Lewis Johnson, pernah berkomentar dalam kelas kalau NASB salah dalam beberapa ayat didalam Wahyu. Saya tidak ingat yang mana. Tapi dia meneruskan, “Ini dikarenakan orang yang menerjemahkan Wahyu sedang tidur dikelas saat saya mengajarkan dia teks ini!” Dr. Johnson ada dibelakang sebagian besar penerjemahan PB NASB tanpa ingin dikenal.
B. The Era of Readability (atau ‘functional equivalence’) (1970-1998)
Bahkan sebelum NASB muncul, sudah ada kegelisahan tentang masa depan penerjemahan. Di Inggris Raya, karena respon merusak terhadap RV, para sarjana Alkitab memutuskan mereka tidak bisa lagi mengikuti KJV. Sesuatu yang sama sekali baru perlu dilakukan.
Di Amerika, juga ada reaksi yang sama terhadap RSV—karena Isa 7.14 dan karena gaya terjemahan RSV.
NEB dan NIV lahir akibat hal diatas. Apa yang menandai terjemahan ini adalah keduanya adalah terjemahan utama pertama yang dilakukan oleh Protestan yang merupakan karya yang sama sekali baru. Keduanya bukan dari terjemahan Tyndale—atau garis keturunan King James. Keduanya juga tidak literal atau terjemahan yang berbentuk formal equivalent. Keduanya mewakili suatu pemikiran baru terhadap penerjemahan Alkitab.
Pemikiran lama mengatakan semua penerjemahan perlu se-literal mungkin, atau kata demi kata. Hal ini disebut dengan formal equivalent. Tapi bentuk penerjemahan ini tidak selalu mungkin dilakukan. Idiom adalah bahasa yang tidak bisa selalu diubah kedalam bentuk sebenarnya.
Contoh, ekspresi Yunani bagi wanita yang hamil jika secara literal diterjemahkan, “she is having it in the belly.” Saat PL berbicara mengenai murka Allah terjemahannya, “God’s nostrils are enlarged.”
Lebih jauh, masalah utama bentuk terjemahan formal equivalence adalah walau bisa diterima ditingkat kognitif, sering gagal pada tingkat emosi. Tujuan penerjemah tidak hanya menghasilkan kembali pesan asli, tapi juga menghasilkan kembali dampak pesan asli. Ini membutuhkan pendekatan lain.
Pemikiran penerjemahan yang baru adalah dynamic equivalence. Ini lebih kepada penerjemahan frasa demi frasa. Lebih merupakan suatu interpretasi.
1. New English Bible (1970; revised 1989)
Alkitab berbahasa Inggris pertama yang sama sekali baru sejak terjemahan Tyndale adalah NEB. Terjemahan ini dihasilkan ditahun 1946, tapi selesai ditahun 1970. Diselesaikan oleh para sarjana Inggris; mungkin merupakan reaksi berlebihan atas kegagalan RV.
Tapi, terjemahan ini sangat menyegarkan dan bisa dibaca. Ini merupakan terjemahan yang paling indah diabad ke 20 dan diberbagai tempat memiliki bagian yang menggerakan perasaan serta kuat.
Profesor PB yang ternama dari Cambridge, C. H. Dodd, adalah project director - nya. Dodd memiliki pikiran yang hebat. Dia menghafal seluruh PB—dalam bahasa Yunani! Dia tahu beberapa bahasa, kuno dan modern. Keahliannya dalam bahasa Yunani dan Inggris di abad 20 mungkin setara dengan Tyndale diabad 16.
Dua contoh:
Luke 11.48—Mengenai Yesus menegur keras para pemimpin agama, bagian dalam bahasa Yunaninya dengan indah diartikan. Tapi banyak penerjemah menjadikannya terlalu kaku. The KJV: “Truly ye bear witness that ye allow the deeds of your fathers: for they indeed killed them, and ye build their sepulchres.”
NEB: “and so [you] testify that you approve of the deeds your fathers did; they committed the murders and you provide the monuments.” Ini merupakan terjemahan yang paling dekat dengan aslinya dalam segala segi yang pernah saya temukan.
John 1.1—Pada umumnya semua terjemahan mengikuti KJV, yang mengikuti Tyndale: “In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.”
NEB sangat berani keluar dari tradisi pengkalimatannya: “In the beginning the Word already was. The Word was in God’s presence, and what God was, the Word was.” Walaupun ini tidak se-literal pengkalimatan tradisional, terjemahan ini lebih setia pada arti aslinya. Yohanes tidak bermaksud mengatakan Firman itu merupakan pribadiyang sama seperti Tuhan; dia bermaksud mengatakan Firman itu berbagi esensi yang sama seperti yang Tuhan punya. Didalam bahasa Yunaninya, pernyataan ini merupakan cara teringkas yang bisa digunakan Yohanes untuk menegaskan Kristus setara dengan Bapa dan berbeda dari Bapa. NEB menangkap kebenaran ini lebih baik daripada terjemahan lainnya.
Masalah:
- Bukan Alkitab pelajaran yang baik, karena terlalu bebas dalam pengkalimatannya.
- Kadang, kehilangan tanda arti teks Yunaninya.
2. New International Version (1973, 1978)
Seperti NASB, ini merupakan salah satu reaksi terhadap RSV.
- Walaupun 100 sarjana dari berbagai denominasi dan tiga negara mengerjakannya, sebagian besar adalah usaha Amerika.
- Terjemahan utama Amerika pertama yang bukan dari tradisi KJV.
- Sangat bisa dibaca, tapi tidak elegan.
- Ditahun 1995, melebihi penjualan KJV. Sebagai buku #1 didunia. Lebih dari 100 juta terjual.
Masalah:
- Readability kelihatannya menjadi prioritas tertinggi dari yang lainnya. Menciptakan kalimat yang lebih singkat, tapi kontinuasi pemikirannya sering hilang. Contoh: 1 Peter 5.6-7: “Humble yourselves, therefore, under God’s mighty hand, that he may lift you up in due time. Cast all your anxiety on him because he cares for you.” … [penjelasan ‘cast’ adalah sebuah participle—kata ini menunjukan bagaimana merendahkan diri kita, by casting our cares (melalui memberi tahu masalah kita). Bukan dua pemikiran yang berbeda, tapi sangat berkaitan. Merendahkan diri anda dihadapan Tuhan bukan suatu tindakan negatif; anda melakukan itusecara positif dengan memberi tahu Dia masalah anda!
- 100 sarjana mengerjakannya—terlalu banyak. Tidak semua masuk kualifikasi. Saya tidak tahu bagaimana pendapat mereka diukur, tapi sebagian besar sarjana ini melakukannya dengan pemungutan suara. Maksudnya, jika ini dilakukan dengan proses demokrasi, penerjemahannya sering lebih tidak disukai sebagian daripada disukai. Demokrasi adalah suatu peningkatan elegansi, menukar literature agung dengan mundane clarity.
- Begitu bisa dibacanya sehingga tidak memiliki ekspresi yang bisa diingat, tidak ada yang tertinggal dalam pikiran. Ini merupakan masalah serius bagi NIV yang tidak selalu diakui.
C. Terjemahan Formal Equivalent Lain Sejak 1971
1. New King James Bible (1979, 1983)
NKJB adalah terjemahan formal lainnya. Terjemahannya merupakan pembaharuan besar terhadap KJV, menjadikannya sebagai terjemahan yang jauh lebih akurat. Tapi ada beberapa masalah dengan terjemahan ini.
Pertama, terjemahan ini lebih mirip NASB daripada KJV. Ini artinya keindahan asli KJ dikorbankan. Tapi apa yang kita dapatkan dari pengorbanan ini? Sesuatu yang tidak didapat dalam RSV atau NASB.
Kedua, NKJ didasarkan pada teks Yunani yang sama seperti KJ lama! Tidak ada satupun editornya yang percaya teks Erasmus selalu diterjemahkan terbalik ke-asli. Faktanya, walaupun mereka cukup simpatik terhadap teks seperti itu, mereka merasa Textus Receptus dari KJB salah dihampir 2000 bagiannya! Tapi mereka tetap menerjemahkannya.
Tapi, jika ada orang yang ingin mengerti KJB lama, NKJB adalah alat yang paling baik untuk mengertinya.
2. New Revised Standard Version (1989)
Ditahun 1989, RSV hampir berumur 40 tahun. Banyak perubahan dalam kurun 40 tahun. Salah satunya, beberapa MS yang penting ditemukan. Hal lainnya, bahasa Inggris telah menjalani perubahan yang penting.
Didalam Psalm 50.9, RSV menerjemahkan Tuhan berkata, “I will accept no bull from your house”! Bahasa Inggris tahun 1952 terhadap terjemahan itu berarti Tuhan tidak menerima korban apapun, termasuk banteng. Tapi ditahun 1989 “I will accept no bull” memiliki arti yang berbeda. Inilah waktu untuk merevisi revisinya sekali lagi.
Bahasa Inggris juga mengalami perubahan dalam beberapa hal. Kata “man” tidak lagi dimengerti sebagai istilah yang didalamnya termasuk wanita. Seluruh terjemahan lama menggunakan kata “man” dalam pengertian ini; seluruh terjemahan lama adalah gender exclusive. Suatu terjemahan baru diperlukan—terjemahan yang disesuaikan dengan bahasa dizaman itu.
Tidak hanya itu, tapi secara politik tidak tepat dalam suatu golongan tertentu untuk menggunakan kata “he” saat merujuk pada suatu kelompok campuran. Jadi apakah karena perubahan bahasa, dalam pandangan saya, tekanan budaya, NRSV menjadi salah satu terjemahan Alkitab yang gender-inclusive (peka gender).
Sebagai contoh, didalam John 14.23, terjemahan lama RSV menulis perkataan Yesus sebagai berikut: “If aman loves me, he will keep my word, and my Father will love him, and we will come to him and make our home with him.” Masalah terjemahan ini adalah tidak memasukan wanita dalam bahasa Inggris masa kini. Teks Yunani memasukan wanita—anehnya tidak ada kata Yunani untuk pria dalam ayat ini!
Sekarang, pengkoreksian yang baik untuk ayat ini, “If anyone loves me, he will keep my word, and my Father will love him, and we will come to him and make our home with him.” Terjemahan ini, sebenarnya merupakan perwakilan terbaik dari arti aslinya dalam bahasa Yunani.
Tapi NRSV melihat terjemahannya sebagai gender-exclusive. NRSV mengkalimatkan ayat ini sebagai berikut: “Those who love me will keep my word, and my Father will love them, and we will come to them and make our home with them.”
Permasalahan dengan pengkalimatan ini adalah urutan yang dihindari secara politis tidak benar, NRSV salah mengartikan teksnya. Maksud dari bagian ini adalah intimasi Bapa dan Anak bisa dimiliki setiap kita. Melalui penggunaan plural dikeseluruhannya, kedekatan pribadi per pribadi dihilangkan.
Didalam bagian lain artinya diubah secara dramatis. Didalam 1 Tim 3.2, e.g., bukannya mengatakan kalau penatua seharusnya ‘husband of one wife’ NRSV menerjemahkan penatua seharusnya ‘married only once.’ Persyaratan penatua bahwa haruslah seorang pria tidak lagi ditemukan dalam terjemahan.
Sayangnya NRSV terlalu jauh menjaga pengkalimatan yang gender-inclusive. Tapi, bisa terjadi lebih jauh lagi. Saat NRSV sedang berproses, salah satu penerjemah dari komite itu mengusulkan agar Tuhan diterjemahkan sebagai seorang wanita. Jika usulan ini disetujui, Doa Bapa Kami akan dimulai dengan, “OurMother who is in heaven”! Amanat Agung: “Baptize them in the name of the Mother, the Son, and the Holy Spirit”!
Dr. Bruce Metzger, yang adalah ketua komite, mengatasi masalah ini dengan baik. Sekarang, Dr. Metzger adalah seorang Kristen konservatif, dan seorang yang jenius dalam diplomasi. Dia bisa menjual potongan es ke orang Eskimo; dia bisa menyuruh anda pergi keneraka dan membuat anda menantikan perjalanan itu!
Jadi, dia menjawab penerjemah wanita ini: “Ya, saya kira kita bisa menyebut Tuhan dengan kata ganti wanita … dan kita juga bisa menyebut iblis dengan kata ganti wanita!” Ini akhir dari diskusi ini.
Secara keseluruhan, NRSV adalah terjemahan yang luar biasa yang hanya memiliki kelemahan dalam gender-inclusive-nya. Hal ini tidak hanya mengubah arti teks dibeberapa bagian, tapi juga merupakan gaya bahasa Inggris yang buruk.
3. Holman Christian Standard Version (2000, 2001?)
Ditahun 1997, sebuah artikel dari Susan Olasky dalam World Magazine mengejutkan komunitas injili saat mengusulkan agar revisi yang akan datang dari NIV menjadi gender-inclusive—seperti NRSV. Satu artikel ini menciptakan keributan besar. Kemungkinan terjemahan Alkitab terpopuler menjadi gender-inclusive sudah keterlaluan.
Ditahun 1952, seorang wanita lajang (wanita terjemahan dalam Isa 7.14) menjadi penggerak utama penerjemahan Alkitab untuk beberapa decade. Sekarang, 45 tahun kemudian, seluruh kata wanita—wanita sebagai kata ganti—melakukan hal yang sama!
Holman Christian Standard Version, disponsori oleh SBC, bisa dikatakan menjadi salah satu reaksi terhadap NIV yang tidak jadi direvisi (ditahun 2001) bahkan saat revisinya belum juga muncul. Dalam beberapa hal, terjemahan ini mewakili perpecahan komunitas injili. Kelihatannya terjemahan Alkitab ini sekali lagi menjadi pion politik dan agama.
Tapi, apapun yang terjadi dibelakangnya, terjemahan ini merupakan karya yang sangat baik. Saya belum banyak membacanya, tapi telah cukup melihatnya sehingga mengatakannya baik.
4. English Standard Version (2001)
Kemudian ada English Standard Version. Terjemahan ini merupakan reaksi kaum injili atas NRSV. Penerbitnya, Crossway Books, membeli hak terjemahan RSV dan sekarang sedang dalam proses merevisi RSV agar bisa berbeda dari NRSV. Sebuah tim sarjana sedang dalam proses mengudate terjemahan tanpamenjadikannya gender-inclusive. Terjemahan ini dijanjikan menjadi suatu terjemahan yang baik, tahan uji, sedikit terlalu formal. Terjemahan ini jelas satu keturunan dari KJV.
D. Sebuah Era dengan NET Bible (1998, 2001)
1. Komitmen Aksesbilitas: www.netbible.org
Sebuah era dalam penerjemahan Alkitab dimulai dengan NET Bible. Apa yang unik dari terjemahan ini adalah bukan sebuah reaksi terhadap RSV, NIV, atau NRSV! Dan bukan dari tradisi terjemahan King James, sehingga membuat New English Translation menjadi terjemahan utama baru pertama diperempat abad ini.
Saya ingin sekali memberitahu anda beberapa hal tentang terjemahan ini, tapi kita tidak cukup waktu. Jadi saya akan memberitahu tiga hal terpenting mengenai NET Bible.
Pertama, saya akan memberi anda alamat websitenya—“netbible.org.” Alkitab ini gratis diinternet—dan akan selamanya gratis. Anda tidak hanya bisa mendownload dan mencetaknya, tapi juga membacanya di website ini.
Kita ada dalam situasi dimana pastor menggunakan berbagai macam terjemahan dari jemaat mereka. Para pastor, terutama pastor injili, cenderung memilih terjemahan yang lebih formal equivalent seperti RSV atau NASB. Tapi orang awam cenderung memilih terjemahan yang lebih bisa dimengerti, terutama NIV. Hal ini sama dengan situasi yang memunculkan KJV: Bishops dan Geneva. Kami ingin menjembatani jurang ini dengan NET Bible. Beberapa gereja telah mengadopsi NET Bible sebagai terjemahan resminya. Doa kami agar orang lain mengikuti dan jurang antara mimbar dan jemaat terjembatani.
2. Prinsip Terjemahan
Kedua, kita telah menelusuri sejarah Alkitab bahasa Inggris dalam tiga periode utama: the period of elegance, the period of accuracy,dan the period of readability.
NET Bible adalah terjemahan pertama yang berusaha memenuhi seluruh era—accurate, readable, dan elegant. Tapi sejujurnya, ketiga hal itu sering bertentangan. Tapi, inilah keinginan para editor agar terjemahan ini bisa seakurat mungkin dalam terjemahan formal equivalent, mudah dimengerti dalam terjemahan yang dynamic equivalent, dan lebih elegan dari keduanya.
Pertama:
- Terjemahan pertama yang di tes dulu sebelum peluncurannya. Dan prosesnya terbuka bagi semua orang. Anda bisa melakukannya dalam komentar dan usulan. 100,000 orang telah melakukannya, mengirim usulan dan komentar.
- Terjemahan injili pertama yang menerjemahkan Isa 7.14 dengan ‘young woman.’
- Terjemahan modern konservatif pertama yang memasukan Apocrypha.
- Para penerjemahnya dipilih karena mengajar seluruh kitab dalam bahasa aslinya.
3. Sebuah Alkitab Pelajaran Sejati
Ketiga, NET Bible memiliki lebih banyak catatan dari Alkitab manapun dalam sejarah. Kira-kira ada lebih dari 60,000 catatan secara keseluruhan. Chuck Swindoll, President of Dallas Seminary berkomentar terhadap catatan-catatan ini:
“Ada banyak hal indah yang bisa saya katakan mengenai NET Bible, tapi yang terpenting adalah: NET Bible adalah Alkitab yang bisa anda andalkan. Terjemahannya jelas, akurat, dan kuat. Catatan-catatannya, indah sekali! Mereka membawa orang awam kedalam pengertian kesarjanaan dan diskusi yang sampai saat ini hanya bisa diakses oleh mereka yang telah dilatih dalam bahasa asli Alkitab. Jika anda serius ingin mempelajari Alkitab, dapatkan satu NET Bible.”
Sampai disini yang bisa saya katakan tentang NET Bible.
E. Kesimpulan
Mari saya simpulkan. Apakah kita lebih baik dimasa kini karena adanya seluruh terjemahan diatas—atau lebih buruk? Apa perbedaan utamanya?
Kecuali NKJV, pada umumnya semua terjemahan modern mengikuti MSS tertua. Jadi dasar tekstual(walau berbeda dalam beberapa bagian tertentu) pada umumnya sama. Bahkan disini, tidak ada doktrin utama yang dipertaruhkan disetiap perbedaan tekstual. Tuhan memelihata kata-kataNya sehingga manusia bisa diselamatkan melalui membaca KJV, Tyndale, Bishops’, RSV, NIV, REB atau NET.
Mengenai terjemahan, ada tiga rasa berbeda: accurate, readable, elegant. Setiap orang Kristen seharusnya memilikinya setidaknya salah satu rasa. Saya merekomendasikan RSV, ESV, dan NASB untuk akurasi, NIV untuk readable/mudah dibaca, dan REB untuk elegance. Atau jika ingin menggabungkan ketiganya, the NET. Untuk belajar Alkitab, NET Bible yang terbaik.
Apakah semua ini mengakibatkan kebingungan? Apakah kita kehilangan Firman Tuhan yang sebenarnya? Tidak, sama sekali tidak. Realitasnya adalah Alkitab King James bisa bertahan selama 270 tahun hanya bisa terjadi karena gereja dan negara bersatu, seperti yang mereka lakukan diInggris tahun 1611. Tapi sekarang berbeda, khususnya Amerika. Saya kira senat Amerika tidak perlu menentukan Alkitab mana yang harus kita pakai dalam gereja!
Untuk pertama kalinya dalam 1500 tahun keberadaan gereja, kita hanya memiliki MSS tulisan tangan. Tapi gereja mampu bertahan dengan itu. Dan MSS itu lebih berbeda satu sama lainnya daripada terjemahan modern sekarang ini! Hanya karena adanya mesin cetak kita percaya mitos akan kesempurnaan pengkalimatan Alkitab. Walaupun ada perbedaan nyata dalam pengkalimatan dan gaya terjemahan dari terjemahan baru, semua menyatakan pesan yang sama.
Kesimpulan akhir: Walaupun dengan banyaknya pilihan terjemahan Alkitab dimasa kini, orang Kristen semakin kurang membacanya. Saya percaya gereja injili hanya punya sisa 50 tahun masa hidup. Alasanya terpinggirkannya Firman Tuhan. Kita perlu reformasi lagi! Musuh injil sekarang ini bukan struktur agama tapi anarki moral, bukan tradisi tapi hiburan. Musuh injil adalah Protestantism yang rusak; anti-intellectual, anti-pengetahuan, iman yang enak-enak saja yang tidak punya kepuasan dan kesaksian. Sebagian dari pertobatan menyeluruh yang diperlukan adalah pertobatan terhadap teks. Dan yang lebih penting lagi, harus ada pertobatan terhadap Kristus Tuhan kita. Seperti Alkitab telah terpinggirkan, Yesus Kristus telah dikesampingkan. KeilahianNya hanya ditatap, lebih mahal, lebih indah, dan hidup tanpa kekhawatiran atau kurangnya penghiburan. Dia tidak lagi memakai wajah yang dikenal para rasul. Atau seperti kata Erasmus, “Saat anda membaca PB Yunani, anda bisa melihat wajah Yesus lebih jelas seperti anda adalah para muridNya waktu itu”! Sedikit hiperbola, tapi maksudnya patut digaris bawahi: Tuhan yang kita sembah sekarang ini tidak lagi seperti Tuhan dalam Alkitab. Kecuali kita kembali kepada Dia melalui pembacaan dan mengerti Firman Tuhan—melalui komitmen terhadap teks yang benar, gereja injili akan menjadi tidak diperlukan lagi, tidak berguna dan mati.
1 Bruce, History, 203.
2 Ibid., 259.
Sumber:
- http://bible.org/seriespage/dari-wycliffe-sampai-king-james-masa-tantangan- http://bible.org/seriespage/masanya-king-james-masa-keelokan
- http://bible.org/seriespage/dari-kjv-sampai-rv-dari-elok-ke-akurat
- http://bible.org/seriespage/mengapa-begitu-banyak-versi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar