Pengorbanan Seorang Ibu

Cerita ini dimulai di sebuah desa yang amat terpencil dan miskin…dan terdapat kisah yang sangat mengharukan antara seorang ibu (bernama Imah) dan anaknya (bernama Indah)…

"Ibu... belikan aku mainan baru, ya?" Pinta seorang anak kecil dengan menarik baju ibunya yang sedang memasak makanan untuknya...

"Iya, peri kecilku... nanti kalau ibu sudah punya uang... ibu akan membelikanmu mainan yang bagus... sabar dulu ya nak..." Jawab Ibu Omah dengan mengelus rambut sang anak dan tatapan sedih karena tidak bisa membelikan mainan yang bagus kepada anaknya…dan sang anakpun tersenyum bahagia memeluk ibuny...

"Betapa malang nasib anakku... hanya sebuah mainan baru saja aku tak mampu untuk membelikannya... Seandainya suamiku masih hidup... aku pasti bisa membelikan mainan baru untuknya..." Kata bu Imah dalam hati sambil meneteskan air mata karena tidak tega melihat anaknya yang seolah-olah merasa iri dengan temannya yang lain...

Waktu berjalan seiring dengan langkah kaki bu Imah yang sedang berkeliling menjual agar-agar bersama Indah... Meski masih berumur 5 tahun, Indah anak yang menyayangi ibunya dan sabar...

Sudah 3 bulan yang lalu bu Imah mulai berjualan agar-agar... Hanya sedikit orang yang membelinya karena takut tidak aman. Meski begitu bu Imah tetap sabar dan berjuang terus untuk memenuhi kebutuhan anak perempuan satu-satunya itu.

Panas..., Hujan..., mereka lalui bersama. Setiap harinya mereka hanya mempu menghasilkan uang sebesar 10.000 rupiah... Untuk makanpun tidak cukup... Terkadang mereka memakan dagangannya sendiri. Betapa susahnya hidup mereka.

Ibu Imah sendirian memikul beban yang begitu besar untuk anaknya. Ingin rasanya air mata ini menangis bila melihat kedua orang tersebut berusaha... terutama ibu Imah yang ternyata menderita gagal ginjal.

Hal ini baru saja dia ketahui saat dia muntah darah dan memeriksakannya ke dokter. Bu Imah tidak mau meninggal dulu sebelum dia berhasil membelikan mainan baru yang diinginkan anaknya...

Setelah 6 hari... badan bu Imah serasa tidak berdaya lagi... Siang itu juga dia berusaha mati-matian untuk mendapatkan uang dengan udara panas yang sangat menyengat beliau terus berkeliling menjual dagangannya tanpa mengeluh sedikitpun...

Setelah terkumpul uang yang cukup... bu Imah segera membelikan anaknya mainan yang dia inginkan…Senang rasanya hati ini saat melihat Indah tersenyum bahagia karena melihat mainan barunya.

Malamnya bu Imah membawa indah ke sebuah panti asuhan dekat rumahnya. Bu Imah duduk di depan pintu panti asuhan dan menidurkan Indah di pangkuannya. Malam yang begitu dingin menjadi sangat hangat bagi bu Imah karena beliau dapat memeluk anaknya yang tidur dengan wajah pulas dan bahagia meski itu adalah saat terakhir bu Imah dengan anaknya Indah.

Bu Imahpun menulis sebuah surat pendek untuk anaknya...
"Untuk peri kecilku... demi engkau aku akan melakukan apapun asal kau bahagia... aku hanya ingin melihatmu tersenyum disaat kau baru lahir sampai disaat aku dipanggil olehNya... kau adalah nyawaku dan selamanya tetap peri kecil kesayanganku"

Mataharipun telah terbit... seluruh isi panti asuhan begitu sedih melihat bu Imah yang tergeletak tak bernyawa sambil memeluk Indah...

Indah yang masih kecil hanya bisa bertanya-tanya "Ada apa dengan ibu? kenapa ibu tidak membuka matanya?"

Ibu panti asuhanpun tidak tega melihat Indah... dia membawa indah ke dalam dan berjanji akan merawat Indah...

Saat Indah sudah dewasa dia akan menceritakan semua perjuangan ibunya yang begitu luar biasa...

Begitu hebatnya seorang Ibu... Dia melahirkan kita dan terus merawat kita dengan sabar sampai detik-detik terakhirnya...

Belajarlah untuk mulai menyayangi Ibu kita... buatlah dia tersenyum karena seorang Ibu hanya ingin melihat anaknya sukses dan dapat tersenyum bahagia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar