Ayu Gadis Remaja yang cantik. Dia termenung. Kemudian dengan ragu-ragu Ayu bertanya pada Ibunya. Bu, Minggu depan teman Ayu mau kesini, Tapi Ayu takut nanti teman Ayu kalau lihat Ibu jadi takut dan mengejek Ayu. Memang Ibunya Ayu punya wajah yang seram karena kecelakaan. Ibu Ayu stress mendengar kata-kata Ayu dan Kepalanya jadi pusing dan hampir jatuh. Ayu memapah ibu ke tempat tidur. Lalu ibunya meminta Ayu mengambilkan sapu tangan di almari. Ketika Ayu membuka almari Ayu tertarik pada kotak kayu dan dengan cepat Ayu membuka kotak tersebut. Didalamnya berisi foto wanita cantik dan potongan koran yang sudah usang. Ayu baca sebentar dan isinya tentang kepahlawanan seorang Ibu yang berani menyelamatkan anaknya. Karena ibunya sudah panggil-panggil maka Ayu cepat-cepat mengembalikan kotak tersebut. Tapi pikiran Ayu terus pada berita koran tersebut. Mau bertanya kepada ibunya takut, maka Ayu tanya sama tantenya. Betul Ayu , ibumu dulu cantik tapi menjadi menakutkan seperti sekarang ini karena menolong Ayu waktu ada kebakaran. Ketika ada kebakaran tante ada didekatmu tapi karena repot menyelamatkan barang-barang maka tante lupa membawa Ayu.Lalu Ibumu masuk lagi meski semua orang telah menahan ibumu, tetapi demi Ayu ibu masuk lagi dan ketika akan keluar ibumu kejatuhan kayu dikepala dan punggungnya. Ayu selamat dalam dekapan ibu Ayu. Setelah menyerahkan Ayu pada tante ibumu pingsan karena luka bakar yang hebat. Semua orang menyebut ibumu pahlawan. Sampai beberapa bulan ibumu dirumah sakit.Mendengar itu semua Ayu menangis dan terus berlari pulang dan langsung memeluk ibunya dan berkata, “Ibu, Ayu sangat berterima kasih karena ibu sangat mengasihi Ayu dan rela berkorban untuk menyelamatkan Ayu. Sekarang Ayu tidak takut lagi kalau teman Ayu datang kesini dan Ayu akan menyaksikan pada teman-teman akan pengorbanan ibu yang begitu besar buat Ayu.
Kalau Ayu bisa menyaksikan Kasih dan pengorbanan Ibunya – Apakah kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus selalu bersyukur dan menyaksikan atas pengorbanan Tuhan Yesus. Dalam Yoh 10 : 11 – 18. Tuhan Yesus digambarkan sebagai gembala yang baik yang rela berkorban dan rela menyerahkan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Gembala yang baik tidak memikirkan dirinya sendiri.
Di zaman Krisis Perekonomian Global ini apakah kita bisa mengikuti jejak gembala kita yang baik. Apakah ada kepedulian diantara kita ? Apakah ada rasa belas kasih terhadap jeritan dan tangisan orang lain ? Maukah kita memperhatikan teman-teman dan saudara-saudara kita yang menderita kekurangan atau kesakitan. Ingatlah bahwa hidup mengikut Kristus berarti bersedia mengikuti teladanNya dan Ajaran-ajaranNya. Bersediakan kita mengikutiNya. Amin